Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Sputnik Terbang ke Luar Angkasa

Melansir History, Sputnik yang berarti satelit dalam bahasa Rusia, diluncurkan pada 4 Oktober 1957 pukul 10.29 waktu Moskow dari pangkalan Tyuratam di Republik Kazakh.

Sputnik memiliki diameter 55, cm dan bobot 83,4 kg. Satelit itu mengitari Bumi satu kali tiap 1 jam 36 menit.

Dengan kecepatan 18.000 mil per jam, orbit elips Sputnik memiliki apogee (titik terjauh dari Bumi) 584 mil, dan perigee (titik terdekat) 143 mil.

Sputnik dapat terlihat dengan teropong sebelum matahari terbit atau setelah matahari terbenam.

Satelit itu juga mengirimkan sinyal radio kembali ke Bumi yang cukup kuat untuk ditangkap oleh operator radio amatir.

Orang-orang di Amerika Serikat yang memiliki akses ke peralatan semacam itu mendengarkan dengan takjub ketika wahana ruang angkasa Soviet itu mengirim sinyal saat melewati wilayah mereka beberapa kali sehari.

Keberhasilan Soviet menerbangkan Sputnik ke luar angkasa menandai permulaan sebuah era yang disebut sebagai era "Penjelajahan Antariksa".

Berlomba menjelajah luar angkasa

Sputnik diluncurkan sesuai dengan Tahun Geofisika Internasional, yaitu periode Matahari yang dinyatakan oleh Dewan Persatuan Ilmiah Internasional sebagai waktu ideal peluncuran satelit buatan untuk mempelajari Bumi dan tata surya.

Namun, banyak orang Amerika merasa terintimidasi dengan kemajuan teknologi roket dan satelit baru Soviet, yang pada saat itu selangkah lebih maju dari AS.

Sputnik berukuran sekitar 10 kali lebih besar dibandingkan ukuran satelit pertama AS yang ketika itu masih dalam tahap perencanaan, dan belum dijadwalkan untuk diluncurkan hingga setahun setelah satelit Soviet meluncur.

Pemerintah AS, militer, dan komunitas ilmiah terperangah oleh pencapaian teknologi Soviet, dan mendorong mereka bersatu untuk mengejar ketinggalan dengan Soviet.

Hal itu menandai dimulainya "perlombaan luar angkasa".

Pada saat itu, Soviet telah meraih kemenangan lain dalam perlombaan luar angkasa, ketika mereka meluncurkan seekor anjing ke orbit dengan Sputnik 2.

Tidak berhenti sampai di situ, program luar angkasa Soviet yang diluncurkan di kemudian hari juga sukses meraih sederet pencapaian, utamanya dalam hal menjadi "yang pertama" di luar angkasa.

Serangkaian pencapaian Uni Soviet itu dimulai sejak akhir 1950-an hingga awal 1960-an, di antaranya mulai dari keberhasilan menerbangkan pria pertama di luar angkasa, wanita pertama, tiga pria pertama, perjalanan luar angkasa pertama.

Selain itu, mencatatkan pesawat antariksa pertama yang menabrak Bulan, pertama yang mengorbit Bulan, pertama yang menabrak Venus, dan pesawat pertama yang mendarat di tanah lunak di Bulan.

Sang rival, Amerika Serikat, akhirnya sukses meraih pencapaian besar dalam perlombaan luar angkasa di akhir tahun 60-an, yakni dengan keberhasilan mendaratkan dua astronot Apollo 11 di permukaan bulan pada Juli 1969.

Lantas, bagaimana nasib Sputnik I?

Pada Januari 1958, orbit Sputnik memburuk, seperti yang diperkirakan, dan wahana luar angkasa itu akhirnya terbakar di atmosfer.

Satelit itu dibuat berbentuk bola dengan diameter 58,0 cm, dan terbuat dari paduan aluminium dengan ketebalan 2 milimeter.

Kedua bagian tersebut disambung dengan 36 baut dan diisi dengan nitrogen bertekanan.

Empat antena berbentuk “cambuk” ditempatkan di sekitar cangkang satelit, dengan sudut 35 derajat dari sumbu longitudinal.

Dengan tiga baterai dan peralatan berbahan perak-seng, massa Sputnik 1 adalah 83,6 kilogram.

Adapun kendaraan yang digunakan untuk meluncurkan Sputnik I adalah roket berbahan bakar cair dua tahap yang rancangannya mengacuk pada rudal balistik antarbenua R-7 Semyorka.

Roket R-7 dirancang oleh Sergei Pavlovich Korolev, yang dikenal sebagai The Chief Designer.

Roket itu memiliki panjang 29,167 meter dan diameter maksimum 10,3 meter di pangkalan, termasuk stabilisator.

Massanya adalah 267,13 ton saat lepas landas. Propelan yang digunakan adalah Kerosene T-1 dengan oksigen cair.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/04/085600065/hari-ini-dalam-sejarah--sputnik-terbang-ke-luar-angkasa

Terkini Lainnya

Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Tren
Ini Kata Jokowi dan Kejagung soal Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Ini Kata Jokowi dan Kejagung soal Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Tren
Israel Serang Rafah, Erdogan Sumpahi Netanyahu Bernasib seperti Hitler

Israel Serang Rafah, Erdogan Sumpahi Netanyahu Bernasib seperti Hitler

Tren
Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Tren
Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Tren
IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

Tren
Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draf Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draf Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta Setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta Setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke