Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bahaya Tes Swab Antigen Sendiri, Negatif Palsu hingga Pendarahan Hidung

KOMPAS.com - Beberapa waktu terakhir semakin marak tes swab antigen dapat dilakukan secara mandiri di rumah.

Tes ini dilakukan oleh masyarakat agar mencegah adanya orang luar yang baru datang tidak membawa virus corona ke lingkungannya.

namun tes dengan mengusap bagian dalam rongga hidung ini dapat menimbulkan risiko jika dilakukan oleh bukan tenaga ahli.

Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bhakti Wara, dr Nafiandi,Sp.PK menjelaskan sebuah pemeriksaan laboratorium harusnya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam bidangnya.

Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah analis kesehatan yang bertugas dibawah pengawasan dokter spesialis patologi klinik.

Bahkan tenaga kesehatan itu juga harus memiliki surat tanda registrasi (STR) dan izin praktek.

"Karena proses pengambilan sampelnya memerlukan pengetahuan secara anatomi sampai sejauh mana swab itu masukkan ke dalam hidung, tujuannya untuk memastikan sampelnya benar," kata dr Nafiandi dikutip dari Kompas.com, Senin (12/7/2021).

Hasil sampel swab antigen bisa salah

Selain faktor diatas, pemeriksaan swab antigen yang dilakukan sendiri di rumah dengan cara yang salah dapat mengakibatkan hasil tes juga bisa salah.

Dr Nafiandi juga menegaskan pengambian sampel swab antigen sendiri juga berpotensi mengarah pada hasil tes negatif palsu.

"Artinya, sebenarnya orang tersebut ada Covid-19, tetapi pemeriksaan swab yang dilakukannya tidak benar, yang mengakibatkan hasil tes swab antigen menjadi negatif," ungkap dr Nafiandi.

Orang akan menganggap dirinya tidak kena Covid-19, sehingga potensi kontak dengan banyak orang kemungkinan dapat terjadinya penularan virus Corona.

Swab antigen sendiri berbahaya

Namun jika swab antigen dilakukan olah bukan ahlinya, dapat membahayakan orang yang dites.

Tes dengan swab antigen ini dapat menyebabkan cedera pada hidung jika dilakukan oleh orang awam.

Karena orang yang bukan tenaga kesehatan tidak memahami betul anatomi lubang hidung dengan baik.

"Karena tidak mengetahui secara anatomi tentang lubang hidung dan sampai sedalam apa swab-nya (harus) dimasukkan, serta hasil yang (bisa) negatif palsu," jelas dr Nafiandi.

Cedera hidung dapat menyebabkan iritasi pada rongga hidung. Bahkan kapas (dacron) pada alat swab antigen tersebut tertinggal di dalam rongga hidung.

"Cedera lainnya yang bisa dialami juga seperti sakit berlebihan karena cara memasukkan alat swab antigen tidak benar," imbuh dr Nafiandi.

Pendarahan pada hidung

Dokter Spesialis telinga, hidung, tenggorokan (THT), DR dr Sarwastuti Hendradewi, SpTHT-KL(K) juga mengingatkan beberapa risiko keseahtan jika swab antigen tidak dilakukan oleh tenaga profesional.

Salah satunya kesalahan mengusap bagian dalam rongga hidung dapat menyebabkan rasa sakit, karena orang yang hendak di-swab memiliki struktur hidung bengkok dan rongga hidung yang sempit.

Jika tidak dilakukang dengan benar, akan membuat tangkai alat swab yang kena mukosa terputus, serta berakibat terjadinya pendarahan hidung atau epistaksis.

Pecahnya pembuluh darah

Kondisi kegawatdaruratan di bidang THT ini harus segera ditangani oleh dokter.

Risiko pendarahan juga dapat terjadi jika tangkai swab mengenai pembuluh darah, terutama bagian dalam hidung terdapat banyak pembuluh darah yang mudah sekali pecah.

Ia juga menjelaskan pendarahan yang terus terjadi dapat menimbulkan syok dan menyumbat jalan napas karena panik.

Sehingga dr Dewi mengingatkan agar sebaiknya swab antigen hendaknya dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan profresinya.

Agar dapat meminimalisir risiko terjadinya kesalahan hingga hal yang tidak diinginkan.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/17/090500465/bahaya-tes-swab-antigen-sendiri-negatif-palsu-hingga-pendarahan-hidung

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke