Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Virus Corona Varian Kappa yang Mulai Ditemukan di Jakarta

KOMPAS.com - Virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 terus bermutasi dan melahirkan varian baru. Salah satu varian itu kembali ditemukan dalam kasus infeksi Covid-19 di DKI Jakarta. 

Virus corona varian baru tersebut yakni varian Kappa dengan nomor kode B.1617.1.

Varian ini merupakan varian SARS-CoV-2 yang pertama kali terdeteksi di India, seperti juga varian Delta B.1617.2.

Waspada penyebarannya

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, varian baru itu perlu diwaspadai karena kecepatan penyebarannya.

Menurut Widyastuti, varian Kappa ini masih satu sub-garis keturunan dengan varian Delta. Keduanya pertama kali terdeteksi di India.

Dilaporkan, sejauh ini ada satu varian Kappa yang tercatat di Dinkes DKI Jakarta.

"Tentu dengan adanya varian baru, kita harus lebih waspada karena kecepatan menyebar jadi lebih cepat," kata Widyastuti mengutip Kompas.com, Kamis (1/7/2021).

Garis keturunan B.1.617

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan varian B.1.617.1 atau varian Kappa sebagai Variant of Interest (VOI).

Artinya, varian ini diidentifikasi sebagai varian yang menjadi perhatian, karena penyebarannya lebih cepat dan telah terdeteksi di banyak negara.

Melansir news18.com, varian Kappa merupakan satu garis keturunan mutasi B.1.617.

B.1.617 telah ditemukan membawa lebih dari selusin mutasi, dengan dua di antaranya yang paling menonjol adalah E484Q dan L452R. Varian ini juga disebut "mutan ganda".

Namun saat berevolusi, B.1.617 bercabang menjadi garis keturunan baru. Salah satunya, B.1.617.2 yang disebut Delta dan merupakan varian paling umum saat ini di India.

Selain itu Kappa sendiri juga mengandung sub-silsilah, B.1.617.3 yang meskipun tidak ditunjuk secara terpisah, tetapi tetap terus dilacak.


Menyebar di India

Kappa pertama kali terdeteksi di India. Ia terdeteksi di lebih dari 3.500 dari sekitar 30.000 sampel kumulatif yang dikirimkan ke Global Initiative on Sharing Avian flu Data (GISAID).

GISAID merupakan lembaga nirlaba internasional, yang mengelola database global terkait genom virus corona terbaru.

Dalam kurun waktu 60 hari, varian Kappa telah mencapai 3 persen dari semua sampel yang dikirimkan oleh India.

India pun menunjukkan angka terbanyak infeksi varian Kappa pada tabel GISAID, diikuti oleh Inggris, Amerika Serikat (AS), Kanada, dan negara lannya.

Lebih menular

Garis keturunan B.1.617 memiliki banyak mutasi yang dianggap membuatnya lebih mudah menular.

Melansir Euro News, (24/5/2021), kelompok penasihat ilmiah Inggris menyebut bahwa kemungkinan varian tersebut 50 persen lebih menular daripada varian B.1.1.7 yang pertama kali muncul di Inggris.

Pada sub-garis keturunan lain dari varian B.1.617, ada perubahan asam amino yang juga dianggap memungkinkan virus memasuki sel dengan lebih mudah.

Jenis mutasi tersebut dikaitkan dengan peningkatan penularan pada varian lain seperti varian P1 yang beredar di Brasil.

Pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Dr. Maria Van Kerkhove, mengatakan pada bulan April bahwa dua mutasi yang telah menyebar ke berbagai negara ini bisa mengkhawatirkan.

Hal ini karena peningkatan penularan dan penurunan netralisasi yang mungkin berdampak pada tindakan pencegahan, termasuk vaksinasi.


Efektifitas vaskin

Sebuah penelitian di Inggris baru-baru ini menemukan bahwa vaksin Pfizer dari BioNTech disebut 88 persen efektif terhadap varian baru, dua minggu setelah dosis kedua.

Sementara, dua dosis vaksin AstraZeneca disebut 66 efektif terhadap varian B.1.617.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/02/141500965/mengenal-virus-corona-varian-kappa-yang-mulai-ditemukan-di-jakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke