Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] Link Untuk Mengecek BST Rp 600.000 dari Kemensos

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial Facebook menyebutkan bahwa mereka yang memiliki e-KTP dapat mengambil dana bantuan sosial tunai penanganan dampak pandemi Covid-19.

Menurut informasi dalam unggahan itu, dana bansos untuk biaya hidup sebesar Rp 600.000 dapat diambil pada 30 April 2021.

Dalam unggahan tersebut, disertakan pula tautan untuk mengecek nama dan nomor KTP (NIK) penerima bantuan.

Dari penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut tidak benar alias hoaks.

Besaran bantuan sosial tunai (BST) yang diberikan Kementerian Sosial (Kemensos) selama Januari-April 2021 untuk penanganan pandemi Covid-19 adalah sebesar Rp 300.000.

Selain itu, pengecekan nama dan NIK penerima BST hanya dapat dilakukan melalui situs resmi yang disediakan Kemensos, yakni di https://cekbansos.kemensos.go.id.

Narasi yang beredar

Informasi mengenai pencairan dana bansos sebesar Rp 600.000 beserta tautan untuk mengecek nama dan NIK penerima disebarkan oleh sebuah akun Facebook.

Adapun informasi tersebut disebarkan di grup publik GRUP UKM USAHA KECIL MENENGAH pada Senin (26/4/2021).

Berikut narasi selengkapnya:

"Izin share, info penting Bagi yang sudah memiliki E-KTP sudah bisa mengambil kompensasi karena corona Per Tgl 30 April 2021 sebesar Rp. 600.000 untuk biaya # dirumah aja.
Silakan cek apakah nama anda tercantum, dan cocokkan dengan NIK E-KTP anda melalui link berikut ini :

http://bit [dot] ly/mentrikesehatan,"

Ketika tautan yang disertakan pada pesan itu diklik, akan muncul website yang bertuliskan "bantuan konpensasi covid-19" dan tombol "cek bantuan anda".

Ketika tombol tersebut diklik, pengunjung akan dibawa ke sebuah situs yang memiliki tampilan serupa Facebook, namun dengan alamat yang berbeda.

Situs mirip Facebook itu kemungkinan besar adalah web phising, yang bertujuan untuk mencuri data akun Facebook yang login di situs tersebut.

Penelusuran Kompas.com

Untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut, Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek pengumuman resmi dari Kemensos terkait pencairan bansos penanganan dampak pandemi Covid-19. 

Akun Twitter resmi @KemensosRI pada 30 Desember 2020 mengumumkan, Bantuan Sosial Tunai (BST) sebagai penanganan dampak pandemi Covid-19, tetap disalurkan pada tahun 2021.

Bantuan tersebut disalurkan sebanyak empat kali yaitu pada bulan Januari, Februari, Maret, dan April 2021.

Besaran BST untuk tahun 2021 juga ditambah, yang sebelumnya Rp 200.000 menjadi Rp 300.000 per bulan per keluarga.

Bantuan disalurkan melalui PT. Pos Indonesia

Sistem New DTKS memuat data terbaru penerima bansos, baik yang telah disalurkan maupun yang masih dalam proses.

New DTKS dapat diakses melalui aplikasi berbasis web Kemensos. 

Berikut langkah-langkahnya:

  1. Kunjungi website https://cekbansos.kemensos.go.id 
  2. Setelah itu pilih provinsi, kabupaten/kota, kecataman, dan desa tempat Anda tinggal
  3. Ketikkan nama Anda sesuai KTP
  4. Masukkan 4 huruf kode yang tertera dalam kotak kode
  5. Jika kode huruf terlihat tidak jelas/buram, klik kotak kode tersebut untuk mendapatkan kode baru
  6. Setelah itu klik tombol cari

Sistem akan mencocokan Nama Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan wilayah yang diinput serta membandingkan dengan nama yang ada dalam database Kemensos.

Kesimpulan

Informasi mengenai pencairan dana bansos sebesar Rp 600.000 beserta tautan untuk mengecek nama dan NIK penerima berasal dari sumber tidak resmi, dan dipastikan tidak benar alias hoaks.

Sesuai informasi dari Kemensos, BST penanganan dampak pandemi Covid-19 untuk tahun 2021 disalurkan selama Januari-April 2021, dengan nominal bantuan sebesar Rp 300.000 per bulan per keluarga.

Selain itu, pengecekan nama dan NIK penerima bansos hanya dapat dilakukan melalui sistem New DTKS dari Kemensos yang beralamat di https://cekbansos.kemensos.go.id.

Sebelumnya, pernah beredar informasi yang membagikan tautan untuk mendaftarkan sebagai penerima bantuan. Kemensos mengingatkan agar masyarakat berhati-hati. Informasi resmi dan pendaftaran hanya melalui kanal resmi kementerian.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/26/190200265/-hoaks-link-untuk-mengecek-bst-rp-600.000-dari-kemensos

Terkini Lainnya

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke