Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Distribusi Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditunda, Ini Penjelasan Kemenkes

Pihaknya masih menunggu hasil penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait efek samping dari vaksin.

"Sampai saat ini berita yang kami terima dari WHO mereka masih meneliti, kita juga terima dari MHRA itu BPOM-nya UK, dan EMA itu European Medical Authority, mereka sekarang belum mengkonfirmasi apakah ini ada korelasinya karena vaksin atau tidak," kata Budi dalam Rapat Kerja di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Senin (15/3/2021).

Apa alasan penundaan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca ini? Berikut penjelasan dari Kementerian Kesehatan.

Alasan kehati-hatian

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah saat ini melakukan penundaan distribusi vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Nadia mengatakan, penundaan distribusi tersebut dilakukan karena alasan kehati-hatian.

"Artinya, kami mengikuti apa yang menjadi arahan dari Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan)," kata Nadia, dalam konferensi pers Perkembangan Vaksinasi COVID-19 yang disiarkan di kanal YouTube Kemenkes, Selasa (16/3/2021).

Cek kembali penerima vaksin

Menurut Nadia, saat ini BPOM, bersama dengan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan para ahli, tengah memeriksa kembali kriteria-kriteria penerima vaksin Covid-19, khususnya untuk vaksin AstraZeneca.

"Apakah kriteria-kriteria penerima vaksin yang tadinya sudah dikeluarkan, yang ditujukan untuk penggunaan vaksin dari Sinovac maupun Bio Farma ini, juga akan sama kriterianya dengan vaksin yang akan kita gunakan yaitu vaksin AstraZeneca," ujar Nadia.

Dia menambahkan, sembari proses pemeriksaan kriteria tersebut berjalan, Kemenkes juga melakukan pengecekan mutu vaksin AstraZeneca secara fisik, sebelum nantinya didistribusikan ke fasyankes tempat pelaksanaan vaksinasi.

Kasus penggumpalan darah

Sebelumnya diberitakan, sejumlah negara di Eropa menunda penggunaan vaksin AstraZeneca, karena temuan kasus-kasus penggumpalan darah pada penerima vaksin di wilayah tersebut.

Nadia mengatakan, pada 11 Maret lalu, Europe Medicine Association (EMA) dan Badan POM Inggris telah mengeluarkan klarifikasi bahwa tidak ada hubungan antara terjadinya penggumpalan darah dengan penyuntikan vaksin AstraZeneca

"Kalau kita melihat dari data yang ada, saat ini sudah 17 juta orang mendapatkan vaksin AstraZeneca ini, di mana kasus penggumpalan darah dilaporkan sebanyak 40 kasus," kata Nadia.

"Jadi sebenarnya kasusnya sangat kecil, yang pertama. Kedua sebenarnya tidak ada hubungannya dengan vaksin AstraZeneca ini," ujar dia.

Vaksin ditangguhkan

Budi mengatakan, informasi yang diterimanya sejauh ini bahwa pembekuan darah tidak disebabkan vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Namun, Kemenkes dan BPOM memilih menunda sementara penggunaannya.

"Untuk konservativismenya, BPOM menunda dulu implementasi AstraZenca sambil menunggi konfirmasi dari WHO. Mudah-mudahan dalam waktu singkat dapat keluar, karena memang betul yang AstraZeneca ini ada expired period di akhir Mei," ujar dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/16/183000065/distribusi-vaksin-covid-19-astrazeneca-ditunda-ini-penjelasan-kemenkes

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke