Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Pasien Covid-19 dengan Gejala Awal Sakit Kepala Penyakitnya Lebih Ringan

KOMPAS.com - Mereka yang terinfeksi virus corona ada yang merasakan gejala dengan tingkatan ringan hingga parah.

Bagi yang mengalami gejala parah, bisa menyebabkan gangguan pernapasan akut.

Sementara, gejala khas Covid-19 antara lain batuk, demam, dan kesulitan bernapas. Akan tetapi, ada pula yang mengalami gejala lain seperti sakit kepala, nyeri tubuh, diare, kehilangan penciuman, rasa, dan lain-lain.

Melansir News Medical, 12 Januari 2021, para peneliti dari Rumah Sakit Universitario de La Princes di Madrid, Spanyol, menemukan bahwa pasien Covid-19 yang merasakan sakit kepala sebagai gejala awal infeksi memiliki penyakit yang lebih ringan dan risiko kematian yang lebih rendah.

Studi yang dipublikasikan di European Journal of Neurology itu melibatkan pasien Covid-19 dengan pneumonia yang dirawat di rumah sakit pada Maret 2020.

Studi kasus kontrol melibatkan dua kelompok yakni pasien Covid-19 dengan sakit kepala dan pasien Covid-19 tanpa sakit kepala.

Para peneliti memperoleh riwayat medis lengkap dari setiap pasien, mencatat data demografi dan klinis, termasuk usia, jenis kelamin, tanggal timbulnya gejala, manifestasi klinis, dan indeks komorbiditas Charlson.

Mereka juga mencatat dan mengevaluasi hasil laboratorium seperti jumlah leukosit, jumlah limfosit, protein C-reaktif, kreatinin, dehidrogenase laktat, dan urea.

Fitur radiologis juga disertakan. Para peneliti juga memasukkan karakterisasi sakit kepala selama infeksi.

Ahli saraf mewawancarai pasien sakit kepala yang dirawat di rumah sakit menggunakan kuesioner semi-terstruktur yang mencakup riwayat sakit kepala sebelumnya, variabel sosiodemografi, onset, durasi, frekuensi, dan intensitas serangan menurut sistem International Headache Society (HIS).

Faktor lain seperti lokalisasi dan jenis nyeri, dan adanya gejala terkait lainnya seperti muntah, mual, dan fotofobia juga dicatat.

Temuan penelitian

Melansir The Hindu Business Line, 14 Januari 2021, temuan penelitian menunjukkan bahwa dari 379 pasien Covid-19, sebanyak 13 persen mengalami sakit kepala.

Dari jumlah tersebut, 62 persen adalah laki-laki, dan usia rata-rata adalah 57 tahun.

Tim menemukan bahwa orang yang lebih muda dan mereka yang memiliki penyakit penyerta kemungkinan mengalami sakit kepalanya lebih kecil.

Sakit kepala dikaitkan dengan penurunan mortalitas atau kematian, rendahnya tingkat protein C-reaktif (yang merupakan tanda peradangan dalam tubuh) sindrom gangguan pernapasan akut ringan (ARDS), komplikasi Covid-19, dan gejala orofaringeal.

Di antara gejala infeksi SARS-CoV-2, faringitis atau radang tenggorokan, hilangnya rasa, nyeri sendi, mual, dan muntah lebih banyak ditemukan pada penderita sakit kepala.

"Menurut hasil kami, migrain dan sakit kepala tipe tegang adalah sakit kepala primer yang paling umum pada pasien Covid-19," tulis peneliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sakit kepala adalah gejala penting Covid-19 yang memengaruhi 13 persen pasien.

Pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit yang lebih muda dan tidak memiliki penyakit penyerta, termasuk hipertensi, lebih mungkin mengalami sakit kepala selama infeksi.

Hal ini menunjukkan bahwa sakit kepala dapat bermanifestasi pada pasien dengan latar belakang yang lebih sehat.

Lebih lanjut, terungkap bahwa SARS-CoV-2 memiliki potensi neuroinvasif. Namun, derajatnya masih belum jelas. Juga masih belum diketahui hubungan nyata antara Covid-19 dan pengembangan sakit kepala.

Oleh karena itu, para peneliti bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang terkait dengan sakit kepala di Covid-19 dan karakteristik sakit kepala.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/05/130300165/studi--pasien-covid-19-dengan-gejala-awal-sakit-kepala-penyakitnya-lebih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke