KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan tentang adanya temuan varian baru virus corona penyebab Covid-19 di Jepang.
Pada Minggu (10/1/2021), National Institute of Infectious Disease (NIID) Jepang melaporkan bahwa mereka telah menemukan varian baru virus corona pada empat orang pelancong asal Brasil.
Masalah bagi rumah sakit
Melansir NBC Philadelphia, Senin (11/1/2021) Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, temuan varian baru yang lebih menular akan menjadi masalah besar bagi rumah sakit.
"Semakin luas virus menyebar, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya perubahan pada virus," kata Tedros dalam konferensi pers di markas WHO di Jenewa, Swiss.
Tedros menyebut, varian baru ini tampaknya lebih menular dari strain sebelumnya.
"Hal ini dapat mendorong lonjakan kasus dan rawat inap, yang sangat bermasalah bagi petugas kesehatan dan rumah sakit yang sudah hampir mencapai titik puncaknya," kata Tedros.
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti memakai masker, menjaga jarak secara fisik, dan mencuci tangan.
Tedros menyebut, kabar baiknya adalah vaksin yang ada saat ini tampaknya tidak berkurang efektivitasnya ketika menghadapi mutasi baru, meskipun mungkin perlu disesuaikan di masa depan.
Sementara itu, Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan WHO, mengibaratkan virus yang bermutasi seperti sebuah tim yang memasuki paruh kedua pertandingan sepak bola.
Ryan menyebut, meskipun tidak mengubah aturan main, mutasi memberikan "energi baru bagi virus".
"Itu menambah tantangan yang Anda hadapi, karena lawan Anda membawa beberapa pemain baru ke lapangan," kata Ryan.
"Itu tidak mengubah apa yang perlu kita lakukan untuk menang. Itu hanya mengubah kekuatan lawan, dan dalam pengertian itu, artinya kita harus melipatgandakan upaya untuk melawannya," imbuhnya.
Ditemukan pada pelancong asal Brasil
Melansir CNBC, Senin (11/1/2021) pada Rabu (6/1/2021), NIID Jepang mendeteksi strain baru virus corona pada empat penumpang yang tiba dari negara bagian Amazonas, Brasil pada Sabtu (2/1/2021).
Empat orang pelancong tersebut adalah:
NIID mengatakan, varian virus yang ditemukan di Jepang termasuk dalam jenis B.1.1.248 dan memiliki 12 mutasi pada protein berbentuk paku di sisi luar virus.
Berdasarkan laporan Reuters dari seorang sumber Kementerian Kesehatan Jepang yang tidak disebut namanya, Kemenkes Jepang sedang melakukan penelitian untuk mengetahui keefektifan vaksin virus corona terhadap varian baru.
Beda dengan varian baru di Inggris dan Afrika Selatan
Sebelumnya pada 14 Desember 2020, otoritas kesehatan di Inggris melaporkan varian yang diidentifikasi sebagai SARS-CoV-2 VOC 202012/01 kepada WHO.
Masih belum diketahui bagaimana strain baru itu muncul, tetapi temuan awal memastikan bahwa varian baru itu sangat mudah menular.
Varian baru itu awalnya muncul di Inggris tenggara, tetapi dalam beberapa pekan, varian virus itu sudah mulai menyebar di beberapa daerah lain di negara itu.
Inggris sedang berjuang untuk menahan penyebaran virus, dengan fasilitas kesehatan yang terancam kolaps karena berada di bawah tekanan lonjakan kasus yang semakin signifikan secara nasional.
Pada 30 Desember, varian VOC-202012/01 telah dilaporkan di 31 negara dan wilayah lain di seluruh dunia.
Sementara itu, otoritas nasional di Afrika Selatan pada 18 Desember 2020 mengumumkan temuan varian baru virus corona dengan kode 501Y.V2.
WHO mengatakan, pengurutan genom menunjukkan strain ini sebagian besar telah mendominasi penularan Covid-19 di provinsi Eastern Cape, Western Cape dan KwaZulu-Natal pada pertengahan November 2020.
Studi awal menunjukkan, varian 501Y.V2 juga telah meningkatkan penularan, tetapi tidak ada bukti jelas yang menunjukkan bahwa varian itu dapat meningkatkan keparahan penyakit.
Pada 30 Desember 2020, varian 501Y.V2 telah dilaporkan di empat negara lain.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/12/143000965/who-peringatkan-bahaya-varian-virus-corona-yang-ditemukan-di-jepang