KOMPAS.com - Sebuah informasi yang menyebut relawan pertama uji klinis vaksin Sinovac di Brasil meninggal dunia, menyebar melalui media sosial Facebook.
Relawan yang disebut meninggal adalah seorang perempuan berprofesi sebagai perawat bernama Fabiana Souza.
Namun setelah dilakukan penelusuran, informasi itu tidak dapat dibuktikan atau hoaks.
Narasi yang beredar
Akun Facebook Rizkiiskandar pada Selasa (5/1/2021) mengunggah sebuah tautan berisi informasi adanya relawan vaksin Covid-19 yang meninggal usai menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin tersebut.
Tautan artikel itu berasal dari alamat oposite.wordporess.com dan berjudul "Penerima perdana suntikan vaksin covid 10 sinovac cina, meninggal dunia".
Setelah tautan tersebut dibuka, terdapat nama pemilik dari laman blog tersebut yang ternyata sama dengan nama akun Facebook yang mengunggahnya, yakni Rizki Iskandar.
Berikut ini narasi lengkap dari artikel di laman blog tersebut:
Penerima perdana suntikan vaksin covid 19 sinovac cina,meninggal dunia
05/01/2021 oleh rizki iskandar
Pekerja kesehatan dan sukarelawan Fabiana Souza menerima vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan China Sinovac Biotech di Rumah Sakit Sao Lucas, di Porto Alegre, Brasil selatan, meninggal dunia.
SRIPOKU.COM, SWISS-Virus; corona atau Covid-19 benar-benar membuat berbagai negara kewalahan.
Kini vaksin covid-19 sinovac asal cina yg dianggap menjadi solusi untuk melawan virus corona sudah tersebar ke penjuru dunia termasuk Indonesia. Vaksin sinovac cina ini sangat berbahaya, reaksi senyawa nya akan memicu virus membuat antibody nya sendiri, membelah diri menjadi senyawa kimia virus baru yang lebih banyak dan semakin ganas. Gagalnya uji klinis vaksin sinovac cina dibuktikan dengan digagalkannya penggunaan vaksin cina tersebut diberbagai negara didunia,termasuk cina yang telah membeli jutaan dosis vaksin dari Jerman yang telah terbukti aman dan di akui WHO,padahal cina sendiri sudah memproduksi sinovac dalam jumlah yang cukup besar. Kenapa tidak digunakan untuk negaranya sendiri?Tentu Cina lebih paham dan tau alasannya tentang vaksin ciptaannya dan kenapa memutuskan untuk lebih baik menggunakan vaksin buatan Jerman. Lalu barang sampah tersebut mau dikemanakan? Dibuang? Cina boleh dibilang negara Asia yang terkuat ekonominya untuk sekarang ini,namun sejak adanya dampak virus asal Wuhan tersebut,perekonomian cina pastinya turun drastis. Cina adalah negara yang sangat menjunjung tinggi prinsip prinsip ekonomi, oleh sebab itu untuk mengurangi kerugian biaya riset vaksin gagal tersebut, vaksin diobral dengan harga murah kenegara negara yang mau menerimanya termasuk Indonesia.
Melengkapi tulisannya, penulis pun menggunakan sebuah foto yang menampilkan perempuan tengah menerima suntikan dari petugas medis.
Benarkah informasi yang beredar tersebut?
Dari informasi yang beredar itu, ada beberapa poin yang perlu dikonfirmasi, yaitu:
Penelusuran Kompas.com
Soal relawan vaksin di Brasil meninggal dunia
Dari penelusuran Kompas.com terhadap gambar yang digunakan dalam artikel, gambar tersebut ada di bawah hak cipta kantor berita Reuters dengan fotografer Diego Vara.
Foto tersebut diambil pada 8 Agustus 2020 di Porto Alegre, Brasil, terpatnya di Sao Lucas Hospital of the Pontifical Catholic University of Rio Grande do Sul (PUCRS).
Dua perempuan yang terlihat dalam foto adalah dua orang suster. Salah satunya bernama Isabelli Guasso sebagai penyuntik, dan yang menerima suntikan bernama Fabiana Souza.
Tidak ada keterangan yang menyebut dirinya sebagai relawan pertama yang menerima vaksin, sebagaimana disebutkan pengunggah.
Lebih lanjut, ketika dicari di mesin pencarian dengan memasukkan kata kunci "Fabiana Souza" tidak ditemukan sama sekali pemberitaan terkait dirinya yang meninggal pasca menjadi salah satu relawan vaksin Sinovac di Brasil.
Satu-satunya pemberitaan terkait relawan vaksin Sinovac di Brasil yang meninggal dialami oleh seorang relawan laki-laki, bukan perempuan.
Melansir CGTN (11/11/2020), Kepala Butantan Institute for Medical Research yang mengepalai uji coba klinis vaksin Sinovac di Brasil, Dimas Kovas, membenarkan ada satu relawan vaksin Sinovac di negaranya yang meninggal.
Laki-laki itu diketahui berusia 32 tahun dan berasal dari Sao Paulo, tempat uji coba klinis vaksin ini berjalan.
Namun, kematiannya ditegaskan tidak berhubungan dengan vaksinasi yang diterimanya. Pihak forensik medis setempat menyebut yang bersangkutan tewas akibat melakukan tindak bunuh diri.
Tentang senyawa vaksin memicu antibodi dan lebih ganas
Terkait dengan narasi yang menyebut vaksin Sinovac memiliki reaksi senyawa yang dapat memicu virus membuat antibodinya sendiri dan membelah diri menjadi senyawa kimia virus baru yang lebih banyak dan semakin ganas, tidak sesuai dengan penjelasan yang dimuat di BBC (30/12/2020).
Vaksin Sinovac ini dibuat dari partikel virus yang sudah dimatikan atau dinonaktifkan. Ketika disuntikkan ke dalam tubuh, ia akan memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus, bukan membentuk sistem kekebalan virus itu sendiri sebagaimana disebut dalam artikel yang dibuat Rizki Iskandar.
Penggunaan vaksin ini juga tidak mengundang risiko adanya penyakit yang serius.
Kemudian narasi yang menyebut China memutuskan membeli dan menggunakan vaksin produksi luar negeri dibanding vaksin buatannya sendiri, karena mengetahui tingkat kualitas vaksin yang mereka produksi juga bertentangan dengan pernyataan China.
Shanghai Fosun Pharmaceutical Group mengatakan pemesanan 100 juta dosis vaksin Pfizer asal Jerman ditujukan untuk memastikan persediaan vaksin Covid-19 di China tercukupi, mengutip AFP, dari Kompas.com (16/12/2020).
Diberitakan Bloomberg (12/2020), pasokan dari produsen luar negeri tetap dibutuhkan meski China juga memproduksi vaksin secara masif di dalam negeri.
Hal ini mengingat negara itu merupakan negara terpadat di dunia, dan membutuhkan banyak pasokan vaksin yang tidak bisa dipenuhi hanya dengan mendandalkan produksi dari dalam negeri.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, dapat disimpulkan informasi yang diunggah oleh akun Facebook Rizkiiskandar tidak benar atau hoaks.
Satu-satunya informasi yang terbukti kebenarannya adalah tentang sosok perawat Fabiana Souza yang memang menjadi salah satu relawan vaksin Covid-19 Rumah Sakit Sao Lucas, di Porto Alegre, Brasil.
Selebihnya, informasi yang dipaparkan penulis tidak bisa dibuktikan.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/06/200000465/-hoaks-relawan-vaksin-sinovac-di-brasil-meninggal-dunia