Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IDI: 202 Dokter Meninggal Akibat Covid-19

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan, per Selasa (15/12/2020) pukul 16.20 WIB, tenaga medis yang wafat akibat virus corona ada sebanyak 363 petugas medis dan kesehatan.

Jumlah tersebut terdiri dari 202 dokter, 15 dokter gigi, dan 146 perawat.

Sementara, dokter yang wafat ini terdiri dari 107 dokter umum (4 guru besar), 92 dokter spesialis (7 guru besar), 2 residen, dan 1 orang dalam verifikasi.

Para dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19 secara keseluruhannya berasal dari 24 IDI wilayah (provinsi) dan 92 IDI cabang (kota/kabupaten).

Berdasarkan data provinsi, berikut rinciannya:

  • Jawa Timur: 41 dokter, 2 dokter gigi, dan 43 perawat
  • DKI Jakarta: 31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat
  • Sumatra Utara: 24 dokter dan 3 perawat
  • Jawa Barat: 20 dokter, 4 dokter gigi, dan 19 perawat
  • Jawa Tengah: 21 dokter dan 22 perawat
  • Sulawesi Selatan: 7 dokter dan 3 perawat
  • Banten: 7 dokter dan 2 perawat
  • Bali: 6 dokter
  • DI Aceh: 6 dokter dan 2 perawat
  • Kalimantan Timur: 5 dokter dan 3 perawat
  • Riau: 5 dokter
  • DI Yogyakarta: 6 dokter dan 2 perawat
  • Kalimantan Selatan: 4 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat
  • Sumatra Selatan: 4 dokter dan 5 perawat
  • Kepulauan Riau: 3 dokter dan 2 perawat
  • Sulawesi Utara: 3 dokter
  • Nusa Tenggara Barat: 2 dokter dan 1 perawat
  • Sumatra Barat: 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat
  • Kalimantan Tengah: 1 dokter dan 2 perawat
  • Lampung: 1 dokter dan 1 perawat
  • Maluku Utara: 1 dokter dan 1 perawat
  • Bengkulu: 1 dokter
  • Sulawesi Tenggara: 1 dokter dan 2 dokter gigi
  • Papua Barat: 1 dokter
  • Papua: 2 perawat
  • Nusa Tenggara Timur: 1 perawat
  • Kalimantan Barat: 1 perawat

Selain itu, terdapat 2 perawat yang meninggal dalam tugas DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) di Kuwait.

Tim Mitigasi PB IDI, Dr Adib Khumaidi, mengatakan kematian petugas medis yang terjadi, salah satunya disebabkan dari peningkatan jumlah penderita Covid-19, baik yang dirawat maupun OTG (Orang Tanpa Gejala).

Pihaknya mengatakan Pilkada 2020 yang baru saja selesai juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan Covid-19.

"Kami menghinbau masyarakat dan kepalan daerah serta pendukungnya untuk menghindari proses aktivitas yang melibatkan berkerumunnya massa. Dan bagi setiap orang untuk memeriksakan kesehatannya apabila terdapat gejala, dan melakukan testing meskipun juga tanpa gejala," kata Adib.

IDI berharap, para pemimpin daerah yang terpilih dapat memprioritaskan penanganan pandemi dengan meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan. Tentunya, seraya melindungi para tenaga medis dan kesehatan.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk tetap melakukan perlindungan secara maksimal dengan menjalankan protokol kesehatan karena situasi penularan Covid-19 di Indonesia saat ini sudah tidak terkendali, meskipun vaksin telah tersedia.

Adib menambahkan, tingginya lonjakan pasien yang terpapar virus, kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan, menjadi peringatan kepada kita semua untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan dengan 3M (mengenakan masker, menjaga jarak, menjaga kebersihan tangan).

"Dengan mengabaikan protokol kesehatan, maka Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri namun juga keluarga dan orang terdekat termasuk orang di sekitar. Pandemi ini akan berlalu dengan kerjasama seluruh pihak," ujar dia.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Dr Sri Hananto Seno, mengimbau masyarakat agar memperhatikan kebersihan gigi dan mulut untuk menghindari penularan Covid-19.

"Selain menjaga imunitas tubuh, perlu diperhatikan juga kebersihan mulut dan gigi terutama mengingat penularan utama Covid adalah melalui droplet atau cairan dari mulut. Tetap gunakan masker baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, rajin mencuci tangan, dan jaga jarak," tutur dia.

Selanjutnya, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah, menjelaskan selain perawat yang bertugas di rumah sakit, para perawat yang bertugas di Puskesmas menjadi kelompok petugas medis kedua yang meninggal karena infeksi virus corona.

Hal ini, lanjut Harif, menandakan bahwa Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama masih memiliki perlindungan yang kurang memadai bagi tenaga kesehatan.

"Kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dinas kesehatan daerah setempat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan Puskesmas," ujar Hanif.

"(Selain itu) juga meningkatkan perlindungan di fasilitas kesehatan tersebut dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan jumlah yang memadai serta perlengkapan fasilitas lainnya untuk mengatasi jumlah lonjakan pasien Covid yang saat ini banyak terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia," lanjutnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/15/203100365/idi--202-dokter-meninggal-akibat-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke