Bahkan dalam update pada hari Minggu (29/11/2020), kasus terbanyak berasal dari Jawa Tengah.
Mengacu data Satgas Covid-19, total kasus baru yang berjumlah 6.267 kasus di Indoensia pada hari Minggu kemarin, sebanyak 2.036 kasus di antaranya dilaporkan dari Jateng.
Apa penyebab terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Jateng?
Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Tonang Dwi Ardyanto menyebutkan angka kasus Covid-19 yang tinggi di Jateng bisa dipicu oleh sejumlah faktor.
Mulai dari mobilitas masyarakat, liburan panjang, lemahnya kedisiplinan masyarakat, hingga jumlah tes yang meningkat.
"Paling mudah diduga ya memang banyak mobilitas penduduk terkait liburan, maupun beberapa kegiatan yang mengumpulkan massa. Di luar itu, memang kedisiplinan kita menjalankan 3M semakin kendor," kata Tonang saat dihubungi Senin (30/11/2020).
Jumlah tes meningkat
Namun, di sisi lain Tonang menyebut jumlah tes PCR di Jawa Tengah menurut dia terjadi peningkatan, sehingga kasus terkonfirmasi pun semakin meningkat.
"Khusus untuk Jawa Tengah, selain faktor liburan dan longgarnya disiplin 3M, juga karena pencapaian kapasitas PCR per hari (yang meningkat)," ucap ahli patologi klinis ini.
Tonang merinci, sejak pekan kedua November, kapasitas PCR Jawa Tengah sudah berhasil mulai melewati batas minimal.
Posisinya sekitar 1.416 orang per 1000 penduduk per pekan.
"Maka tanggal 13 November 2020, terjadi lonjakan di Jateng, peringkat pertama se-Indonesia. Tanggal 27 hanya sedikit di bawah DKI, tanggal 29 menjadi tertinggi lagi," lanjut dia.
Meskipun jumlah tes yang tinggi menurut dia akan berimplikasi pada melonjaknya laporan kasus infeksi positif harian, Tonang menyebut agresifitas pelaksanaan tes PCR harus terus dipertahankan.
"Melihat ini, tentu tidak berarti kapasitas PCR boleh diturunkan lagi, justru harus dipertahankan dan ditingkatkan agar seperti DKI yang mencapai 6 ribuan (tes) per 1000 penduduk per pekan," ungkapnya.
Pilkada Jateng
Terkait agenda pilkada dan libur panjang di akhir tahun nanti, Tonang mengimbau agar Pemerintah lebih mempersiapkan diri agar risiko penularan dapat dihindari sedini mungkin.
"Menghindarkan sejauh mungkin kerumunan dan penegakan aturan terkait protokol kesehatan," kata Tonang.
Melalui unggahan Facebook miliknya, Tonang pun mengingatkan semua pihak bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya Jawa Tengah, belum lah terkendali.
"Pandemi belum terkendali. Tetap semangat, mari jaga diri sendiri, jangan sampai menjadi sumber penularan bagi yang lain," tulisnya dalam unggahan Minggu (29/11/2020).
"Semua harus disiplin. Testing tidak boleh berhenti. Edukasi soal prokes makin ditingkatkan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama serta elemen masyarakat," kata Ganjar, Minggu (29//11/2020).
Sebagai bentuk antisipasi adanya lonjakan kasus di waktu yang akan datang, Ganjar menyebut pihaknya memastikan adanya penambahan tempat tidur di ruang isolasi dan ICU di seluruh rumah sakit yang ada di Jawa Tengah.
Terlepas dari itu semua, Ganjar mengakui adanya selisih angka kasus antara data yang dimiliki daerah dengan pusat.
Terkait hal itu Ganjar menyebut pihaknya terus mengupayakan untuk menyingkronkan data daerah dengan data pusat.
"Bagian data Dinkes selalu komunikasi dengan pengelola data di Kemenkes dan Satgas agar rilis data tidak berbeda terlalu banyak," ujarnya.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/30/143200065/jawa-tengah-laporkan-kasus-corona-harian-tertinggi-apa-penyebabnya-