Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Jakarta Berkabut Pagi Ini, Berikut Penjelasan dari BMKG

KOMPAS.com - Sejumlah warganet mengunggah penampakan kondisi langit di Jakarta yang berkabut pada Jumat pagi (6/11/2020). 

Munculnya kabut ini kemudian menjadi pertanyaan bagi warganet, apakah karena kondisi cuaca, adanya polusi udara atau perisitiwa lainnya. 

"Kok ngerasa hari ini Jakarta berkabut banget ya, antara polusi atau kabut beneran," tulis akun Twitter Indira Dwi Novta, @dirraaaa dalam twitnya.

Penjelasan BMKG

Menanggapi hal itu, Kepala Subbidang Informasi Pencemaran Udara dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Suradi menjelaskan, kabut yang muncul di Jakarta hari ini bukan disebabkan karena polusi udara.

"Kabut pagi ini bukan kabut karena polusi, tetapi kabut lapisan inversi udara yang mengandung akumulasi partikel polutan lebih tinggi," ujar Suradi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/11/2020).

Menurut Suradi, kabut udara memiliki sifat basah karena didominasi dengan uap air, sedangkan kabut polusi bersifat kering seperti asap.

"Tetapi memang konsentrasi polusi udara sedang tinggi hari ini, karena dampak adanya lapisan inversi yang lebih tebal tadi," lanjut dia.

Analisis konsentrasi PM10

Selain itu, Suradi mengungkapkan analisis PM10 Kemayoran pada tanggal 2-5 November 2020 berada dalam kategori "Baik" hingga "Sedang". 

PM atau Particulate Matter adalah partikel padat atau cair yang ditemukan di udara

"Untuk konsentrasi PM10 dengan kategori 'Baik' berasal dari massa udara yang berhembus dari arah Utara, Tenggara, Barat Daya, dan Barat Laut," ujar Suradi.

"Untuk konsentrasi PM10 dengan kategori 'Sedang' berasal dari arah tenggara, Barat Daya hingga Barat Laut," lanjut dia.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa berdasarkan data sepekan terakhir, rata-rata kondisi harian PM10 di jakarta dalam kondisi "Sedang" dengan tren yang semakin tinggi pada tanggal 5-6 November 2020.

Suradi menyebut, grafik dari pengamatan PM10 di BMKG Pusat update puncak kabut pada pukul 06.00 pagi dengan konsentrasi 218 mikrogram per meter kubik. 

Pengamatan dari BMKG berbeda dengan situs IQAir atau yang menyebutkan kualitas udara Jakartad alam duahari terakhir disebut kurang sehat. 

"AirVisual mengandalkan sensor cenderung tidak akurat dalam menyatakan nilai konsentrasi dibanding metode BMKG yang menggunakan standar internasional. Peluruhan sinar beta yang mengambil sampling data lebih luas. Sedangkan sensor AirVisual perlu dilihat kembali sensor yang menunjukkan kualitas udara tidak sehat di titik mana krn sensor mewakili wilayah sangat lokal," kata Suradi.

5 cara melindungi diri dari polusi udara

Dikutip Kompas.com, (6/9/2019), ada 5 cara untuk melindungi diri dari bahaya polusi udara, yakni:

1. Pakai masker saat keluar rumah

Dengan memakai masker, seseorang akan terlindungi dari debu polusi udara yang terhirup dan bisa masuk ke saluran pernapasan.

2. Bersihkan lantai dari debu dan kotoran tempat tinggal secara berkala

Bahan kimia dan alergen dari polusi udara dapat terkumpul dan menumpuk menjadi debu di lingkungan maupun di dalam rumah.

Gunakan vakum yang mengandung filter high efficeiency particulate air (HEPA), karena dapat mengurangi debu dan kotoran yang terbuat dari bahan kimia brominated (PBDEs).

3. Jaga kelembapan udara di dalam rumah

Selain itu, dapat juga dengan menjaga tingkat kelembapan di dalam ruangan rumah atau kantor.

Tingkat kelembapan udara juga dapat dikontrol meggunakan humidifier.

4. Jaga asupan cairan dalam tubuh

Kemudian, salah satu cara untuk melindungi diri dari polusi yakni dengan minum air yang cukup untuk membantu tubuh membuang racun.

5. Konsumsi makanan sehat

Selanjutnya, mengonsumsi makanan sehat dapat membantu seseorang untuk menangkal racun jahat dari polusi udara.

Disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur dan buah yang mengandung serat dan vitamin C.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/06/131500865/ramai-soal-jakarta-berkabut-pagi-ini-berikut-penjelasan-dari-bmkg

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke