Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] Klaim Pengobatan Rumahan untuk Covid-19 Sudah Disetujui WHO

KOMPAS.com - Sebuah akun di media sosial melayangkan informasi mengenai pengobatan rumahan untuk Covid-19 berupa lada hitam, madu, dan jahe sudah disetujui badan kesehatan dunia, WHO.

Informasi yang dijumpai dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris itu kembali dibagikan di media sosial.  

WHO menegaskan belum menyetujui pengobatan rumahan untuk menyembuhkan Covid-19.

Narasi yang Beredar

Akun Facebook Sukha Kalika pada Jumat (18/9/2020) menulis soal pengobatan rumahan yang berasal dari seorang mahasiswa di Pondicherry University, India, disetujui WHO. Berikut isi lengkap statusnya:

"Perawatan di rumah Kovid
(melalui Krishna Mangala Swami)
Ada kabar baik
Akhirnya, Ramu, seorang mahasiswa India di Universitas Pondicherry, menemukan pengobatan rumahan untuk Kovid 19, yang pada awalnya disetujui oleh WHO.
Ia membuktikan bahwa dengan mengisi satu sendok teh bubuk lada hitam,
Dua sendok teh madu
Sedikit jus jahe
Jika diminum terus menerus selama 5 hari, efek korona bisa dihilangkan hingga 100%.
Seluruh dunia mulai menjalani perawatan ini, akhirnya menjadi pengalaman yg membahagiakan tahun 2020."

Isi status tersebut disebarkan juga oleh akun Facebook Ratna Dey. Pada Rabu (23/9/2020), dia menulis status sebagai berikut:

"Finally a INDIAN student from PONDICHERRY university, named RAMU found a home remedy cure for Covid-19 which is for the very first time accepted by WHO. - He proved that by adding 1 tablespoon of black pepper powder to 2 tablespoons of honey and some ginger juice for consecutive 5 days would suppress the effects of corona. And eventually go away 100%
- Entire world is starting to accept this remedy. Finally a good news In 2020!!
PLEASE CIRCULATE"

Penjelasan WHO

Perwakilan World Health Organization (WHO) untuk regional India, Supriya Bezbaurah, mengatakan klaim tersebut palsu.

"Ini adalah berita palsu dan WHO belum menyetujui pengobatan rumahan semacam itu untuk menyembuhkan Covid-19," tulis WHO dikutip AFP Fact Check.

Dokumen WHO menyebut, meski sejumlah pengobatan barat, tradisional, atau rumahan dapat memberikan kenyamanan dan meringankan gejala Covid-19 ringan, hingga saat ini belum ada obat yang terbukti dapat mencegah atau menyembuhkan penyakit tersebut.

"WHO tidak merekomendasikan pengobatan sendiri dengan obat apa pun, termasuk antibiotik, sebagai pencegahan atau pengobatan Covid-19," tulis WHO.

Berdasarkan artikel Kompas.com, Koordinator Media Sosial di Pondicherry University di India, Dr. R. Venketesh Kumar, mengatakan informasi tidak benar yang beredar di platform media sosial telah diketahui pihak kampus.

Menurutnya, universitas tidak ada hubungannya dengan pesan tersebut.

Pesan tersebut pernah mengemuka pada Juli 2020. Bantahan soal itu pernah dimuat di Kompas.com. Kini, pesan itu muncul kembali.

Kesimpulan

Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, klaim bahwa pengobatan Covid-19 ala rumahan berbahan jus jahe dan lada hitam yang diklaim disetujui WHO tidak benar.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/25/142000765/-hoaks-klaim-pengobatan-rumahan-untuk-covid-19-sudah-disetujui-who

Terkini Lainnya

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke