Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Sindrom Putri Tidur atau "Sleeping Beauty Syndrome"

KOMPAS.com - Sebuah akun Instagram belum lama ini mengunggah sebuah video anak balita berjenis kelamin laki-laki yang disebut sudah tertidur selama kurang lebih setahun terakhir.

Dalam video, sang anak terlihat sehat dan memiliki tubuh yang cenderung berisi meskipun disebut tidak tersadar dalam waktu yang lama.

Sang anak tertidur di pangkuan ibundanya seolah-olah tertidur, namun sesekali terlihat mata juga mulutnya bergerak.

Merujuk video awal yang diunggah di akun TikTok @shaka, terdapat banyak video yang menunjukkan sang anak dalam kondisi serupa.

Ada yang memperlihatkan bahwa ia sedang menjalani terapi, ada juga saat ia diberi susu menggunakan botol oleh sang ibu.

Ya, meski dalam kondisi mata terpejam dan badan yang tidak aktif sebagaimana orang tertidur, anak ini bisa merespons dot susu yang diberikan di mulutnya.

Dalam unggahan-unggahannya, pengunggah mengakui telah memeriksakan sang anak mulai dari cara medis hingga alternatif, namun belum ada hasil signifikan yang didapatkan.

Hanya saja, sang anak yang semula mendapat asupan makanan melalui selang yang dipasangkan ke mulutnya, kini sudah tidak lagi.

Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi pada Siti Raisa Miranda (13) alias Echa. 

Diberitakan Kompas.com, Selasa (24/10/2017), remaja yang bersekolah di SMPN 15 Banjarmasin, Kalimantan Selatan tersebut dikabarkan tidur selama 13 hari berturut-turut.

Apa yang terjadi dengan Echa mirip dengan Putri Aurora dalam kisah Sleeping Beauty produksi Walt Disney.

Lantas apa yang terjadi? 

Mengenal Sleeping Beauty Syndrome

Ketua Kelompok Studi Nasional Sleep Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), Dr dr Rimawati Tedjakusuma memberikan sedikit gambaran dalam bidang keilmuannya bahwa ada sebuah kelainan yang disebut Kleine-Levine Syndrome.

Sindrom ini juga dikenal sebagai sindrom Sleeping Beauty atau Sleeping Beauty Syndrome, merujuk pada kisah dongeng.

"Biasanya bentuknya episodik. Beberapa minggu atau bulan banyak tidur, setelah itu normal lagi. Sering dikira anak malas," ujar Rima saat dihubungi Kompas.com,  Sabtu (18/7/2020) siang.

Ia menjelaskan seseorang yang mengidap sindrom ini memang akan banyak menghabiskan waktu untuk tidur, tanpa makan dan buang air.

"Biasanya tidak ngompol atau BAB waktu tidur, pasien bisa bangun untuk itu (BAB dan BAK) dan makan," kata dia.

Sembuh seiring berjalannya waktu

Kleine-Levin Syndrome ini biasa terjadi pada anak yang berusia remaja, namun ini tidak akan berlangsung selamanya, karena bisa sembuh seiring berjalannya waktu.

"Biasanya mulai usia remaja atau usia sekolah, bisa menghilang setelah dewasa," terang dia.

Namun jika melihat kondisi yang dialami anak dalam video, Rima memperkirakan anak tersebut tidaklah mengidap sindrom itu.

"Kemungkinan bukan Kleine-Levin Syndrome. Harus diperiksa CT scan atau MRI brain," sebut Rima.

Ia memungkinkan ada sejumlah penyakit yang terjadi pada anak tersebut. Namun, untuk mengetahui secara persis apa yang terjadi, diperlukan pemeriksaan dan analisis lebih lanjut.

"Kemungkinan bisa beberapa penyakit. Harus dilihat dari awal sakitnya, perkembangan sebelum sakit, dan lain-lain," kata dia.

Ia menyebut tidak bisa mengira-ngira apa saja penyakit tersebut, karena tidak dalam kondisi yang menangani pasien secara langsung.

Hal yang sama juga disampaikan dokter bedah saraf Dr. dr. Setyo Widi Nugroho.

"Sulit menjelaskan kondisi anak tersebut hanya berdasar data di atas. Harus dengan anamnesa yang lengkap, pemeriksaan fisik yang baik, dan pemeriksaan penunjang yang sesuai baru bisa diperkirakan jenis masalah yang didapatkan pada anak tersebut," kata Setyo saat dihubungi terpisah, Sabtu (18/7/2020).

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/19/204500665/mengenal-sindrom-putri-tidur-atau-sleeping-beauty-syndrome-

Terkini Lainnya

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Mengonsumsi Daun Sambung Nyawa

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Mengonsumsi Daun Sambung Nyawa

Tren
Korlantas Polri: Nomor SIM Akan Diganti NIK KTP mulai 2025

Korlantas Polri: Nomor SIM Akan Diganti NIK KTP mulai 2025

Tren
Bisakah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Cair Sebelum Pensiun?

Bisakah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Cair Sebelum Pensiun?

Tren
Ini Nasib Barang yang Tertahan Bea Cukai tapi Tidak Diambil Pemiliknya

Ini Nasib Barang yang Tertahan Bea Cukai tapi Tidak Diambil Pemiliknya

Tren
Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke