Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KLARIFIKASI] Penumpang Bus Meninggal Dunia Disebut karena Virus Corona

Dalam unggahan itu disebutkan penumpang bus yang masih remaja itu naik dari Bekasi menuju ke Jember.

Kapolres Ngawi AKBP Dicky Ario Yustisianto mengklarifikasi penyebab meninggalnya penumpang Bus Rosalia Indah tersebut bukan karena virus corona.

Penumpang itu meninggal dunia karena sakit asam lambung.

Narasi yang beredar

Unggahan yang menyebutkan penumpang bus Rosalia Indah meninggal dunia karena virus corona diunggah oleh akun Ehonk pada Jumat (17/7/2020).

"Penumpang Bis Rosalia Indah masih remaja naik dari Bekasi tujuan jember meninggal dlm perjalanan di Tol sekitar ngawi sore tadi , Innalillahi........... teganya corona," tulis Ehonk dalam status Facebooknya.

Konfirmasi Kompas.com

Kompas.com menghubungi pihak Rosalia Indah. Pihak Rosalia Indah menyatakan pernyataan resmi perusahaan mengenai kejadian ini telah disampaikan melalui akun media sosial @rosaliaindah.official.

Berikut penjelasan Rosalia Indah:

"Management turut berduka cita atas musibah yang terjadi, semoga diberi ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan. Sesuai dengan pernyataan tim tenaga kesehatan RSUD dr Soeroto Ngawi dan Kapolres Ngawi AKBP Dicky Ario Yustisianto bahwa penumpang meninggal bukan karena Covid-19 melainkan sakit asam lambung dan sudah dilakukan rapid test dengan hasil nonreaktif. Masyarakat dimohon agar senantiasa bijak dan berhati-hati atas berita atau informasi yang beredar".

Saat dikonfirmasi secara terpisah, Kapolres Ngawi AKBP AKBP Dicky Ario Yustisianto menjelaskan bahwa penumpang berinisial EDR meninggal dunia bukan karena Covid-19.

Penumpang tersebut meninggal dunia karena penyakit asam lambung yang telah lama dideritanya.

"Bukan karena Covid-19. Karena penyakit asam lambung akut," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/7/2020).

Kronologi

Dicky menjelaskan, pada Selasa, (14/7/2020) pukul 14.00 WIB, korban bersama ibunya berangkat dari agen bus Rosalia Indah Bekasi dengan tujuan Jember.

Sebelum melakukan perjalanan tersebut, tepatnya sekitar 10 hari yang lalu, korban baru saja keluar dari rumah sakit di Jakarta karena penyakit asam lambung.

"Setelah perjalanan, sampai di Rumah Makan Subang, bis berhenti untuk makan dan saat itu korban tidak turun karena kondisi masih lemas. Untuk jatah makan diantarkan oleh kondektur bus," jelas Dicky.

Korban, lanjut Dicky, juga tidak turun dari bus saat istirahat makan di Kantor Pusat Rosalia Indah di Solo, Jawa Tengah.

Saat bus melanjutkan perjalanannya kembali, diketahui korban telah meninggal dunia.

"Korban meninggal saat perjalanan antara Solo dan Sragen, saat di jalan tol masuk wilayah Ngawi, ibu korban menghubungi suaminya melalui telepon dan menyampaikan bahwa kondisi anaknya sudah meninggal," ucap Dicky.

Mengetahui hal tersebut, kru bus langsung mencarikan rumah sakit terdekat dengan cara meminta bantuan kepada polisi di pintu keluar Tol Ngawi.

Akhirnya, petugas dari RSUD dr. Soeroto Ngawi datang untuk mengecek kondisi korban dan memang telah dinyatakan meninggal dunia.

"Dinyatakan sudah meninggal dan jenazah dibawa ke kamar mayat RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan SOP Covid-19," kata Dicky.

"Dilakukan juga pemeriksaan luar oleh petugas Medis RSUD dr. Soeroto Ngawi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," lanjut dia.

Jenazah, kata Dicky, kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk selanjutnya dilakukan pemakaman di Jember, Jawa Timur.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/19/200500465/-klarifikasi-penumpang-bus-meninggal-dunia-disebut-karena-virus-corona

Terkini Lainnya

Jepang Sengaja Tutupi Pemandangan Gunung Fuji dengan Kain, Apa Alasannya?

Jepang Sengaja Tutupi Pemandangan Gunung Fuji dengan Kain, Apa Alasannya?

Tren
Cara Ikut Hari Sejuta Kiblat Kemenag Sore Ini, Ada Hadiah Rp 20 Juta

Cara Ikut Hari Sejuta Kiblat Kemenag Sore Ini, Ada Hadiah Rp 20 Juta

Tren
Perubahan Iklim Disebut Jadi Penyebab Qatar Airways Alami Turbulensi Hebat

Perubahan Iklim Disebut Jadi Penyebab Qatar Airways Alami Turbulensi Hebat

Tren
5 Poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Kritik Pemilu dan Peluang Puan Jadi Ketum PDI-P

5 Poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Kritik Pemilu dan Peluang Puan Jadi Ketum PDI-P

Tren
Mengaku Tidak Bunuh Vina, Pegi Tetap Terancam Hukuman Mati

Mengaku Tidak Bunuh Vina, Pegi Tetap Terancam Hukuman Mati

Tren
Kronologi Penangkapan DPO Caleg PKS di Aceh Tamiang, Diamankan Saat Belanja Pakaian

Kronologi Penangkapan DPO Caleg PKS di Aceh Tamiang, Diamankan Saat Belanja Pakaian

Tren
Cara Meluruskan Arah Kiblat Saat Matahari di Atas Kabah Hari Ini

Cara Meluruskan Arah Kiblat Saat Matahari di Atas Kabah Hari Ini

Tren
18 Tahun Silam Yogyakarta Diguncang Gempa M 5,9, Ribuan Orang Meninggal Dunia

18 Tahun Silam Yogyakarta Diguncang Gempa M 5,9, Ribuan Orang Meninggal Dunia

Tren
Apa yang Terjadi jika Tidak Membayar Denda Tilang Elektronik?

Apa yang Terjadi jika Tidak Membayar Denda Tilang Elektronik?

Tren
4 Pilihan Ikan Tinggi Seng, Bantu Cegah Infeksi Penyakit

4 Pilihan Ikan Tinggi Seng, Bantu Cegah Infeksi Penyakit

Tren
5 Update Pembunuhan Vina: Pegi Bantah Jadi Pelaku dan Respons Keluarga

5 Update Pembunuhan Vina: Pegi Bantah Jadi Pelaku dan Respons Keluarga

Tren
Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Tren
Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tren
Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Tren
Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke