Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ingin Berwisata di Pantai? Ikuti Pedoman Aman CDC Berikut Ini!

KOMPAS.com - Indonesia kini tengah memasuki masa transisi menuju ke tatanan hidup baru atau new normal.

Banyak sektor sudah dibuka kembali seperti perekonomian dan tempat ibadah. Sementara itu tempat wisata di berbagai daerah sedang dipersiapkan untuk dibuka kembali.

Sebelum membuka kembali tempat wisata, perlu adanya protokol kesehatan dari pemerintah yang wajib ditaati semua pihak terkait.

Centers for Disease Control (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengeluarkan pedoman wisata di pantai.

Pedoman tersebut ditujukan bagi lembaga pemerintah dan entitas swasta yang mengelola pantai untuk membantu melindungi staf dan pengunjung pantai dari penyebaran Covid-19.

Harus jaga jarak

Dilansir CNN, Jumat (19/6/2020), menurut CDC meskipun di pantai, orang-orang tetap harus menjaga jarak sejauh 6 kaki (sekitar 2 meter).

Selain itu masker tetap harus dikenakan ketika di pantai. Pemerintah dan pengelola hendaknya mendorong wisatawan dan staf untuk menggunakan masker kain.

Tapi dengan catatan, masker tersebut tidak boleh basah. Artinya, tidak boleh dipakai ketika berada di air.

Jika basah, orang-orang akan kesulitan bernapas. Sebagai gantinya, orang-orang harus menjaga jarak ketika berada di air.

CDC memecah pedoman menjadi tiga level, yaitu untuk menjelaskan perilaku atau skenario yang menunjukkan risiko terendah, risiko sedang, atau risiko tertinggi bagi staf dan pengunjung pantai.

Untuk tetap berada di risiko terendah, para staf dan pengunjung pantai harus menjaga jarak setidaknya 2 meter dari orang yang tidak tinggal bersama dengan mereka.

Selain itu sebaiknya juga tidak berbagi makanan, peralatan, dan mainan dengan orang yang tidak tinggal bersama.

Staf dan pengunjung pantai berada pada risiko tertinggi ketika mereka secara fisik tidak terpisah (berdekatan) dengan orang lain dari luar kota atau kabupaten yang berbeda.

Juga berbagi makanan dan peralatan dengan mereka.

Tinggal di rumah jika sakit

Pengelola pantai harus mendorong staf dan pengunjung pantai untuk tinggal di rumah jika mereka memiliki gejala Covid-19, telah didiagnosis positif Covid-19, atau sedang menunggu untuk mendapatkan hasil tes.

Manajer pantai juga harus memperbolehkan karyawannya tinggal di rumah tanpa mereka takut dihukum atau kehilangan pekerjaan.

Staf dan pengunjung pantai harus mempertimbangkan untuk tinggal di rumah dan memantau kesehatan mereka jika telah terpapar atau melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi Covid-19 dalam 14 hari terakhir.

Rekomendasi lain untuk pengelola pantai meliputi:

  • batasi hunian ruang-ruang yang kecil
  • dorong penggunaan masker saat tidak berada dalam air
  • carpool hanya dengan orang-orang satu rumah atau keluarga
  • pertahankan etiket kebersihan yang baik

CDC menyarankan pengelola pantai harus mempromosikan perilaku ini dengan tanda-tanda yang jelas di area yang terlihat.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/20/062900665/ingin-berwisata-di-pantai-ikuti-pedoman-aman-cdc-berikut-ini-

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus Study Tour SMP PGRI Wonosari di Jombang, 2 Orang Meninggal

Kronologi Kecelakaan Bus Study Tour SMP PGRI Wonosari di Jombang, 2 Orang Meninggal

Tren
6 Manfaat Singkong untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Tekanan Darah

6 Manfaat Singkong untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Tekanan Darah

Tren
Aplikasi Prakiraan Cuaca Deteksi Badai Petir saat Pesawat Singapore Airlines Turbulensi Parah

Aplikasi Prakiraan Cuaca Deteksi Badai Petir saat Pesawat Singapore Airlines Turbulensi Parah

Tren
Kronologi Bus Rombongan Siswa MIN 1 Pesisir Barat Terperosok ke Jurang di Tanggamus, Lampung

Kronologi Bus Rombongan Siswa MIN 1 Pesisir Barat Terperosok ke Jurang di Tanggamus, Lampung

Tren
Jadwal Operasional BCA dan Mandiri Selama Libur dan Cuti Bersama Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA dan Mandiri Selama Libur dan Cuti Bersama Waisak 2024

Tren
Skandal Transfusi Darah di Inggris, Picu Puluhan Ribu Orang Tertular HIV dan Hepatitis

Skandal Transfusi Darah di Inggris, Picu Puluhan Ribu Orang Tertular HIV dan Hepatitis

Tren
Dibuka Juni, Simak Syarat dan Cara Cek Formasi CPNS 2024

Dibuka Juni, Simak Syarat dan Cara Cek Formasi CPNS 2024

Tren
Ragam Perayaan Waisak di Berbagai Negara, Seperti Apa?

Ragam Perayaan Waisak di Berbagai Negara, Seperti Apa?

Tren
BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

Tren
Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Tren
Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Tren
Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Tren
Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Tren
Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Tren
7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke