Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Orang Tua Tidak Menyukai Musik Modern?

KOMPAS.com - Mendengarkan musik bagi sebagian orang merupakan obat mujarab untuk mengusir kejenuhan, atau relaksasi.

Hingga saat ini, terdapat berbagai macam genre yang membanjiri dunia permusikan.

Orang yang mendengarkan musik pun juga dari berbagai kalangan usia, baik muda ataupun tua.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa preferensi semua orang soal musik berubah seiring dengan bertambahnya usia mereka.

Tetapi ada satu hal menarik soal hubungan antara musik dan usia pendengar.

Terkadang banyak orang tua merasa "jijik" degan genre musik atau lagu-lagu yang modern.

Apakah ada korelasi antara usia dengan selera musik? Artinya apakah karena semakin tua usia kita, semakin kita menjadi tertutup terhadap perubahan dan pendekatan baru terhadap musik?

Percaya atau tidak, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya ada di dalam otak kita.

Elemen musik

Dilansir Medical Daily, terdapat penelitian yang menunjukkan kemampuan otak manusia untuk membedakan akord dan elemen musik lainnya yang merosot seiring bertambahnya usia.

Dan lagu-lagu yang tidak dikenal pada masa sekarang, cenderung terdengar sama di telinga orang tua.

Ini mungkin alasan mengapa mereka selalu menyebut musik modern sebagai kebisingan.

Menariknya, Profesor Psikologi di Universitas Knox, Amerika Serikat, Frank T. Mc Andrew mempercayai adanya penjelasan yang lebih sederhana mengapa orang tua tidak suka mendengarkan musik baru, dan itu hanya karena pemaparan.

Ada teori psikologis yang disebut "efek paparan belaka" bahwa semakin seseorang terpapar pada sesuatu, semakin banyak orang itu cenderung menyukainya.

Teori ini sebenarnya terbukti dalam bagaimana perusahaan memasarkan produk mereka.

Jingle berulang-ulang dan frekuensi iklan di televisi memberi kesan kepada pemirsa bahwa mereka menginginkan produk-produk seperti itu. Hal yang sama bisa dikatakan tentang lagu.

Untuk diketahui, jingle adalah suatu gambaran dari sebuah iklan yang di realisasikan dalam bentuk musik.

Masih dari situs yang sama, soal mengapa orang tua mengembangkan rasa tidak suka pada musik baru, jawabannya sederhana, mereka tidak terpapar dengan unsur-unsur modern dari lagu-lagu baru ketika mereka masih remaja hingga dewasa.

Industri musik

Fase-fase ini, dalam kehidupan kita sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan kita sebagai individu, sehingga musik yang kita dengar selama tahap remaja hingga dewasa lebih penting bagi kita daripada musik yang akan kita dengarkan nanti dalam kehidupan.

Orang-orang di usia 30-an, berhenti mencari musik baru karena mereka cukup sibuk dengan hal-hal yang lebih mendesak berkaitan dengan karir dan kehidupan keluarga mereka.

Sehingga mereka hampir tidak punya waktu untuk mendengarkan musik kontemporer, kecuali ketika mereka terlibat dalam industri musik.

Dengan demikian, mereka menjadi tidak terbiasa dengan lebih banyak suara novel dan nantinya akan menjadi orang-orang yang memberi tahu generasi muda bahwa musik yang mereka dengarkan tidak dapat dianggap sebagai "musik yang indah."

Masalahnya, industri musik selalu mengeluarkan musik baru untuk anak-anak muda.

Tema yang paling umum dari lagu-lagu zaman modern seperti soal percintaan anak muda, penolakan teman sebaya dan konsep-konsep yang tidak lagi relevan bagi orang tua lainnya.

Dalam target di pasaran, mereka akan senang mendengar jenis lagu ini karena mereka membangkitkan emosi yang berhubungan dengan mereka.

Emosi ini kemudian beralih ke ingatan yang akrab, yang memengaruhi preferensi kita dalam musik seiring bertambahnya usia.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/06/123100465/mengapa-orang-tua-tidak-menyukai-musik-modern-

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 26-27 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 26-27 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 | Rumput GBK Disorot

[POPULER TREN] Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 | Rumput GBK Disorot

Tren
Daftar Lengkap Urutan Film Mad Max, Terbaru Furiosa

Daftar Lengkap Urutan Film Mad Max, Terbaru Furiosa

Tren
Aktif di Malam Hari, Berikut 10 Spesies yang Termasuk Hewan Nokturnal

Aktif di Malam Hari, Berikut 10 Spesies yang Termasuk Hewan Nokturnal

Tren
Kisah Mat Bin Mat Suroh, Bertaruh Nyawa Selamatkan Kereta Api dari Kecelakaan Fatal

Kisah Mat Bin Mat Suroh, Bertaruh Nyawa Selamatkan Kereta Api dari Kecelakaan Fatal

Tren
12 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Pria, Apa Saja?

12 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Pria, Apa Saja?

Tren
Kisah Pasutri Berangkat Haji Beda Kloter, Bertemu di 'Gerbang Cinta' Masjid Nabawi

Kisah Pasutri Berangkat Haji Beda Kloter, Bertemu di "Gerbang Cinta" Masjid Nabawi

Tren
Jarang Disadari, Ini Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Jarang Disadari, Ini Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Tren
3 Perbedaan People Water's Forum dan World Water Forum, Sama-sama Digelar di Bali Tahun Ini

3 Perbedaan People Water's Forum dan World Water Forum, Sama-sama Digelar di Bali Tahun Ini

Tren
450 Bus Shalawat Siap Antar Jemaah Haji di Mekkah, Ini 22 Rutenya

450 Bus Shalawat Siap Antar Jemaah Haji di Mekkah, Ini 22 Rutenya

Tren
Starlink Resmi Diluncurkan di Indonesia, Pakar Ingatkan Potensi Ancaman Siber

Starlink Resmi Diluncurkan di Indonesia, Pakar Ingatkan Potensi Ancaman Siber

Tren
Tas Berisi Uang Rp 15 Juta Milik Jemaah Haji Indonesia Hilang di Masjid Nabawi, Ditemukan TKW

Tas Berisi Uang Rp 15 Juta Milik Jemaah Haji Indonesia Hilang di Masjid Nabawi, Ditemukan TKW

Tren
Daftar Gangguan Mental yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Apa Saja?

Daftar Gangguan Mental yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cara Menulis Teks Miring atau Italic di Chat WhatsApp

Cara Menulis Teks Miring atau Italic di Chat WhatsApp

Tren
Alasan Nomor SIM Diganti NIK KTP, Berlaku Mulai 2025

Alasan Nomor SIM Diganti NIK KTP, Berlaku Mulai 2025

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke