Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Amelia Anggraeni, dan Fenomena Orang Bermata Biru di Indonesia...

KOMPAS.com – Mata masyarakat Indonesia, umumnya berwarna coklat ataupun hitam.
Namun itu tak terjadi pada Amelia Anggraeni, balita asal Kota Bandung, Jawa Barat.

Melansir dari pemberitaan Kompas.tv, Sabtu (6/9/2019), sepintas tak ada yang berbeda dari sosok Amelia. Ia tampak tak jauh berbeda dengan balita pada umumnya.

Perbedaan, baru terlihat, ketika Amelia diamati dari dekat. Bocah perempuan itu memiliki bola mata yang berwarna biru terang.

Tak hanya berwarna biru, bola mata Amelia juga disebut sempat berubah-ubah seperti putih, cokelat, dan abu-abu.

Melansir dari Kompas.com, Sabtu (7/9/2019) dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC), Florence Meilani Manurung mengatakan, bahwa apa yang kemungkinan dialami Amelia merupakan kondisi heterochromia iridis.

"Heterochromia iridis adalah keadaan di mana warna iris antar mata berbeda. Dan warnanya berbeda sejak dilahirkan serta tidak berubah sepanjang umur si pasien," ujar Florence saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/9/2019).

Menurut Florence, heterochromia iridis ini terjadi karena adanya kelainan bawaan, namun menurutnya hal tersebut tidak memiliki efek samping.

Hal serupa juga disebutkan oleh dokter spesialis mata, Grimaldi Ihsan. Ia juga menyampaikan bahwa kelainan ini benar menyebabkan warna mata Amelia menjadi kebiruan akibat terkena sinar, sementara warna mata akan menjadi keabu-abuan hingga kehitaman saat sore hari karena tidak terlalu terang.

Adanya warga Indonesia yang bermata biru sebenarnya bukan kali ini saja terjadi.

Pulau Buton

Dilaporkan Kompas.com (14/3/2017), seorang bocah Desa Boneatiro, Kecamatan Kapuntori, Buton, Sulawesi Tenggara, Fardan, juga memiliki mata berwarna biru.

Ayah Fardan, Faisal, mengatakan bahwa keluarganya juga ada yang mengalami hal demikian.

Ia menuturkan, kalau menurut sejarah nenek moyangya merupakan orang Eropa.

Keponakan Faisal, Ditra, juga mengalami hal tersebut. Bedanya, mata Ditra hanya mata kanan yang berwarna biru, sementara mata satunya memiliki warna hitam.

Buton sendiri memiliki daerah yang disebut dengan Pulau Simpou. Pulau ini terletak di bagian barat Pulau Buton.

Tak hanya Buton, sebuah daerah di Lamno, Aceh, juga terkenal memiliki beberapa penduduk yang memiliki bola mata wana biru.

Hal tersebut lantaran kebanyakan mereka merupakan warga keturunan bangsa Portugis.

Melansir dari pemberitaan Harian Kompas Rabu (31/3/2004), sosok mereka memiliki ciri mata biru dengan kulit berwarna putih, dan tubuh yang lebih tinggi.

Dari cerita yang berkembang, masyarakat tersebut bergaris Portugis, setidaknya dari garis ayah sejak abad ke-15 lalu.

Cerita bermula ketika sebuah kapal Portugis ditaklukkan serdadu Kerajaan Daya yang merupakan bagian Kerajaan Aceh di perairan Samudra Hindia.

Keturunan Indo-Eropa

Orang-orang tersebut ditawan, namun perkembangan selanjutnya mereka masuk Islam kemudian menikah dengan penduduk setempat, hingga kemudian lahirlah keturunan mereka berkulit putih dan bermata biru.

Cerita orang bermata biru, juga terdapat di Pulau Kisar. Pulau ini merupakan pulau di Kecamatan pulau-pulau terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku.

Orang-orang bermata biru di pulau ini, selama ratusan tahun menjaga garis keturunannya, namun tetap bangga menjadi bangsa Indonesia.

Salah satu orang bermata biru di Pulau Kisar adalah Ana Siyane Lerrick. Ia memiliki ciri layaknya orang bule yakni bermata biru, hidung mancung, kulit putih dan rambutnya yang pirang.

Melansir dari Kompas.com (16/10/2013), Ana adalah generasi ke 17 dari orang Eropa yang tinggal di Kisar. Konon nenek moyangnya adalah awak kapal yang terdampar di Puantai Kisar awal abad ke-16.

Sumber lain juga menyebut dulunya untuk mengukuhkan wilayah kekuasaannya, VOC menempatkan para tentaranya di sana, yan kemudian menikah dengan penduduk setempat.

Keturunan Indo-Eropa yang ada di Kisar berasal dari 12 marga, yaitu Joostensz, Wouthuysen, Caffin, Lerrick, Peelman, Lander, Ruff, Bellmin-Belder, Coenradi, Van Delsen, Schilling, dan Bakker. Sebagian marga masih ada keturunannya di Kisar, tapi sebagian lainnya punah.

Pendataan silsilah keturunan marga ini disusun dengan rapi dalam buku silsila keturunan Indo-Eropa.

Meski begitu, orang-orang Kisar bermata biru ini tetap melebur denan warga sekitar. Pekerjaan mereka juga sama dengan masyarakat pada umumnya yakni mulai dari petani, pedagang, juga birokrat.

Lepas dari kulit putih, hidung mancung, dan mata biru, Kisar tetaplah pulau kecil di beranda selatan Nusantara. Orang-orang bermata biru di Kisar, juga merasakan ketertinggalan yang sama dengan warga Kisar lainnya, 

(Sumber: Kompas.com/Retia Kartika Dewi, M Zaid Wahyudi, Gregorius Magnus Finesso)

https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/09/085000965/amelia-anggraeni-dan-fenomena-orang-bermata-biru-di-indonesia-

Terkini Lainnya

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke