Para pengrajin era Mataram Kuno mampu membuat keramik serta kerajinan dari logam dan batu.
Baca juga: Corak Agama Kerajaan Mataram Kuno
Aktivitas perdagangan Mataram Kuno terjadi di sekitar Sungai Bengawan Solo yang menjadi jalur utama transportasi.
Pada masa Raja Dyah Balitung, Mataram Kuno banyak membangun pusat perdagangan seperti pasar.
Pasar-pasar saat itu memiliki peran penting yang menjadi tempat bertemunya antara penjual dan pembeli pada hari pasaran saja.
Pasar tidak hanya memperdagangkan hasil bumi, tetapi juga memperdagangkan hasil kerajinan tangan dari para perajin.
Bahkan komoditas perdagangan, baik hasil bumi maupun hasil kerajinan tangan, saat itu sudah dikenai pajak.
Berdasarkan peninggalan sejarah, para sejarawan menduga bahwa perdagangan tidak hanya dilakukan antardesa atau antarwilayah, tetapi juga dengan pihak asing.
Pada relief Candi Borobudur peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, tertera beberapa kapal layar besar yang bercadik, yang jelas menggambarkan kapal dagang Indonesia.
Baca juga: 18 Candi Bercorak Buddha Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Dari prasasti juga diketahui bahwa pedagang asing dari daratan Asia Tenggara dan China pernah menetap di Jawa dalam waktu tertentu untuk keperluan dagang.
Meski telah mengenal perdagangan dengan pihak asing, bukan berarti Mataram Kuno menggantungkan perekonomiannya pada sektor maritim.
Kehidupan ekonomi Kerajaan Mataram Kuno utamanya tetap bergerak di bidang pertanian.
Referensi: