Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tokoh Islam Pembebas Baitul Maqdis

Kompas.com - 02/04/2024, 15:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Baitul Maqdis merupakan nama lain dari Yerusalem, yang diketahui sebagai kota suci bagi tiga agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi.

Kota ini termasuk salah satu kota tertua di dunia, yang sudah dihuni sekitar 4.000 tahun sebelum Masehi.

Bagi umat Islam, Baitul Maqdis memiliki kedudukan yang istimewa karena kota ini pernah disinggahi para nabi dan menjadi kiblat pertama umat Muslim.

Tidak hanya penting bagi umat Islam, Baitul Maqdis merupakan kawasan yang dianggap suci oleh umat Kristen dan Yahudi.

Fakta itulah yang membuat Baitul Maqdis kerap diperebutkan sejak berabad-abad lalu.

Dalam sejarah Islam, ada dua tokoh yang dikenal sebagai pembebas Baitul Maqdis, yakni Khalifah Umar bin Khattab dan Salahuddin Al-Ayyubi.

Mereka membebaskan Baitul Maqdis secara damai, tanpa pertumpahan darah.

Berikut kisah pembebasan Baitul Maqdis oleh Umar bin Khattab dan Salahuddin Al-Ayyubi.

Baca juga: Sejarah Pembebasan Baitul Maqdis oleh Umar bin Khattab

Pembebasan Baitul Maqdis oleh Umar bin Khattab

Khalifah Umar bin Khattab membebaskan Baitul Maqdis dari kekuasaan Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) pada tahun 637.

Pada tahun 636, pasukan Islam di bawah pimpinan Khalid bin Walid melakukan pertempuran ke wilayah Kekaisaran Bizantium dan berhasil menaklukan Kota Damaskus, ibu kota Suriah.

Setelah menaklukan Damaskus, Khalifah Umar bin Khattab melanjutkan perluasan pengaruh Islam ke Baitul Maqdis (Yerusalem).

Perluasan wilayah yang dilakukan oleh khalifah bertujuan untuk membebaskan masyarakat dari penguasa Romawi yang zalim.

Saat itu, ada Patriark Sophronius dan tentara Romawi yang berkuasa di Yerusalem.

Penaklukan Baitul Maqdis dimulai dengan pengepungan Yerusalem oleh Khalid bin Walid bersama pasukannya, yang membuat tentara Romawi tidak bisa berkutik dan memilih melarikan diri ke Mesir.

Baca juga: Kenapa Kiblat Dipindahkan dari Masjid Al-Aqsa ke Masjidil Haram?

Patriark Sophronius, sebagai petinggi umat Kristiani, kemudian melakukan negosiasi dengan Khalid bin Walid, Amru bin Ash, dan Abu Ubaidah.

Patriark Sophronius mengatakan bahwa ia bersedia berdamai dan menyerahkan Baitul Maqdis asalkan Umar bin Khattab datang secara langsung ke Yerusalem.

Permintaan tersebut dipenuhi oleh Khalifah Umar, yang datang ke Yerusalem dengan pakaian dan kendaraan yang sederhana.

Hal itu membuat Sophronius kagum, karena pada saat itu Khalifah Umar dikenal sebagai pemimpin Islam yang disegani dan ditakuti.

Setibanya Khalifah Umar di Yerusalem negosiasi damai dengan penduduk Baitul Maqdis pun dimulai.

Selama proses penyerahan, Khalifah Umar memberikan jaminan perlindungan dan keamanan kepada orang Yahudi dan Kristen di Baitul Maqdis, yang diucapkan di depan tentara Islam dan penduduk Baitul Maqdis.

Jaminan tersebut meliputi perlindungan dan keamanan terhadap individu, harta, rumah, serta tempat ibadah mereka.

Dengan kata lain, gereja maupun rumah ibadah umat Yahudi tidak akan dihancurkan, dan mereka juga dibebaskan untuk memeluk agama yang mereka yakini.

Sejak penaklukan Umar pada tahun 637 hingga lebih dari empat abad berikutnya, umat Islam, Nasrani, dan Yahudi hidup berdampingan di Yerusalem.

Yerusalem ditaklukkan oleh tentara Salib pada masa Perang Salib I (1096-1102).

Baca juga: Sejarah Perebutan Baitul Maqdis dalam Peperangan Salib (1096-1291)

Pembebasan Baitul Maqdis oleh Salahuddin Al-Ayyubi

Salahuddin Al Ayyubi adalah seorang jenderal dan pejuang Islam yang berasal dari Tikrit, sebelah utara Irak saat ini.

Pada 1164, ia dikirim oleh penguasa Damaskus, Nuruddin Zanki, ke Mesir untuk membantu Dinasti Fatimiyah melawan serangan tentara Salib.

Dari situlah, karier politik Salahuddin Al-Ayyubi semakin menanjak hingga akhirnya menjadi wazir di Mesir.

Ketika posisi Dinasti Fatimiyah semakin lemah, Salahuddin menggantikannya dengan mendirikan Dinasti Ayyubiyah pada 1171.

Dengan kekuatannya itu, Salahuddin mewujudkan cita-cita Nuruddin Zanki untuk melancarkan kampanye menaklukkan Baitul Maqdis

Pembebasan Baitul Maqdis oleh Salahuddin dimulai dengan serangan pada 4 Juli 1187, yang kemudian dikenal dengan Perang Hattin atau Perang Hittin.

Selain mengalahkan pasukan Salib di Hittin, Palestina, Salahuddin berupaya menguasai wilayah pesisir pantai Syam, yang menjadi jalur datangnya bala bantuan dari Barat.

Baca juga: Biografi Salahuddin Al Ayyubi, Pendiri Dinasti Ayyubiyah

Salahuddin juga menaklukan daerah sekitar Syam, seperti Darum, Ramlah, Gaza, Bethlehem, serta Natrun untuk memblokade dan mengepung Baitul Maqdis.

Setelah itu, Salahuddin memobilisasi pasukannya untuk mengepung Baitul Maqdis. Pengepungan dilakukan oleh 60.000 tentara Muslim.

Ia juga menempatkan alat tempur untuk meruntuhkan benteng dan menempatkan alat-alat tersebut di titik-titik terlemah.

Setelah 12 hari pengepungan, Salahuddin membebaskan Baitul Maqdis pada Jumat, 27 Rajab 583 H atau bertepatan dengan 2 Oktober 1187.

Pembebasan Baitul Maqdis oleh Salahuddin Al-Ayyubi bertepatan dengan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

 

Referensi:

  • Amir Sahidin. (2022). Pembebasan Baitul Maqdis oleh Shalahuddin Al-Ayyubi 570-583: Studi Analisis Historis. Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 12(2).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com