Setelah kembali dari Mekkah untuk menunaikan ibadah haji pada 1904, Ahmad Dahlan mulai melaksanakan pembaruan Islam kepada masyarakat sekitarnya di Yogyakarta.
Awalnya, gagasan Ahmad Dahlan ditolak. Dengan ketekunan dan kesabarannya, pembaruan Islam mulai diterima oleh keluarga serta orang-orang terdekatnya.
Profesinya sebagai pedagang juga membantunya untuk menyebarkan gagasannya ke berbagai daerah di Indonesia.
Baca juga: Khittah Perjuangan Muhammadiyah dari Masa ke Masa
Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi Islam yang lahir karena banyaknya perbedaan ideologi dan arah politik dalam Islam di Indonesia.
NU menjadi representasi ulama tradisionalis yang mendapatkan bimbingan ideologis dari ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah.
NU didirikan di Surabaya pada 31 Januari 1926, atas gagasan kelompok ulama seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, serta ulama lain.
Melansir laman NU Online, berdirinya NU diawali oleh hadirnya mazhab Wahabi oleh Raja Ibnu Saud yang ingin menghancurkan peninggalan-peninggalan sejarah Islam karena banyak dikunjungi dan dianggap sebagai bid’ah.
Hal itu ditanggapi oleh kaum Islam modernis di Indonesia, umumnya dari organisasi seperti Muhammadiyah dan Partai Syarikat Islam Indonesia yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto.
Ulama pesantren yang membela keragaman, menolak untuk menghancurkan warisan tersebut.
Akibatnya, ulama dari kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta pada 1925.
Baca juga: Bentuk Perjuangan Nahdlatul Ulama pada Masa Kemerdekaan
Mereka juga tidak dilibatkan dalam delegasi Muktamar ‘Alam Islami (Kongres Islam Internasional ) yang diselenggarakan di Mekkah untuk mengesahkan keputusan tersebut.
Para ulama kalangan pesantren akhirnya membuat delegasi sendiri yang tergabung dengan Komite Hijaz dan mendesak agar Raja Ibnu Saud membatalkan niatnya untuk menghancurkan warisan-warisan Islam.
Akhirnya, Raja Saud membatalkan niatnya, dan menjadikan Mekkah sebagai wilayah Islam yang bebas menjalankan syariat Islam sesuai dengan mazhab masing-masing.
Sejak itu, dibentuklah organisasi khusus yang lebih sistematis untuk menghadapi tantangan modernitas di masa depan, yakni NU yang diketuai oleh KH Hasyim Asyari.
NU mempunyai sumbangsih yang besar terhadap pendidikan, sosial, dan politik di Indonesia.
NU juga berperan aktif dalam melawan kolonialisme yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda, khususnya dalam menanamkan semangat nasionalisme kepada rakyat Indonesia untuk menghadapi kolonialisme.
Baca juga: Sejarah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
Referensi: