Tokoh-tokoh agama Islam, yang juga terinspirasi dari gerakan revolusi Islam di Timur Tengah, memiliki keinginan untuk melawan penjajahan melalui program-program politik, sosial serta pendidikan.
Di Indonesia, gerakan pembaruan Islam menguat pada awal abad ke-20. Hal ini seiring dengan perubahan-perubahan sosial yang terjadi akibat modernisasi, terutama berkembang di wilayah perkotaan, seperti Yogyakarta, Padang, dan Palembang.
Baca juga: Muhammad Abduh, Tokoh Pembaru Islam dan Mufti Agung Mesir
Berikut ini beberapa organisasi Islam yang muncul di Indonesia akibat pengaruh dari gerakan pembaruan Islam.
Sarekat Islam bermula dari Sarekat Dagang Islam (SDI), yang didirikan oleh KH Samanhudi pada 16 Oktober 1905.
Organisasi ini bertujuan untuk menyatukan para pedagang Islam untuk bersatu menghadapi dominasi perdagangan yang dilakukan etnis Tionghoa.
SDI juga bertujuan memajukan kesejahteraan para pedagang Islam pribumi. Pada 1912, SDI berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI), di bawah kepemimpinan HOS Tjokroaminoto.
Perubahan nama SDI menjadi Sarekat Islam bertujuan agar tidak hanya menjadi organisasi antarpedagang Islam saja, melainkan juga terbuka bagi umat Islam Indonesia.
Baca juga: Mengapa Sarekat Dagang Islam Diubah Menjadi Sarekat Islam?
HOS Tjokroaminoto membawa SI menjadi sebuah organisasi pergerakan Islam yang revolusioner, dibuktikan dengan getolnya SI dalam menyuarakan semangat Islam sebagai bentuk perjuangan anti kolonialisme dan imperialisme pemerintah Hindia Belanda.
SI berhasil mendapat perhatian masyarakat, terutama masyarakat pedesaan dan pedalaman.
Bahkan anggota SI tersebar di berbagai wilayah, seperti Sumatera, Maluku, dan Sulawesi.
Muhammadiyah merupakan organisasi pergerakan Islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
Organisasi yang didirikan di Yogyakarta ini masih eksis dan menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Ahmad Dahlan menggagas Muhammadiyah atas dasar keprihatinannya memandang masyarakat Islam di Jawa yang terpaku pada amalan-amalan bersifat mistik.
Tidak hanya itu, berdirinya Muhammadiyah juga bertujuan untuk reformulasi doktrin Islam dengan alam dan pikiran modern.
Gagasan pembaruan Ahmad Dahlan didapatkan dari para gurunya, yakni ulama Islam di Mekkah.