Ritual masyarakat tersebut meresahkan seorang ulama bernama Haji Wasid, yang tidak ingin membiarkan kemusyrikan kemudian menebang pohon tersebut.
Akibatnya, Haji Wasid dibawa ke pengadilan kolonial pada 18 November 1887 dan didenda karena melanggar hak orang lain.
Baca juga: Tujuan Pemberontakan Andi Azis
Ketegangan semakin meningkat ketika murid dan pengikut Haji Wasid merasa tersinggung saat mengetahui bahwa menara masjid di Jombang Tengah dirobohkan atas perintah Asisten Residen Goebels.
Sebab-sebab itulah yang melatarbelakangi pecahnya Pemberontakan Petani Banten 1888 atau Geger Cilegon.
Mulanya, kekacauan ini tidak dapat diatasi oleh pejabat Belanda dan Cilegon sempat dikuasai oleh para pemberontak.
Namun, pada akhirnya, pemberontakan berhasil dilumpuhkan oleh pasukan kolonial Belanda yang mendapat bantuan dari Jakarta.
Referensi: