Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontakan Mau Mau, Perlawanan Rakyat Kenya terhadap Inggris

Kompas.com - 19/10/2023, 19:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Pemberontakan Mau Mau adalah perlawanan rakyat Kenya terhadap kolonialisme Inggris yang berlangsung dari tahun 1952 hingga 1960.

Mau Mau merupakan nama pasukan gerilya yang dibentuk oleh rakyat Kenya, yang mayoritas terdiri atas suku Kikuyu.

Pemberontakan Mau Mau menjadi salah satu langkah paling besar menuju kemerdekaan Kenya dari Inggris pada 12 Desember 1963.

Baca juga: Suku Zulu, Masyarakat Petarung dari Afrika Selatan

Latar belakang

Inggris telah menginjakkan kaki di Kenya pada akhir abad ke-19.

Pada sekitar tahun 1890, Inggris mulai membangun permukiman di pedalaman, terutama di dataran tinggi yang subur, tempat tumbuhnya kopi dan teh.

Sejak itu, Inggris menggusur suku Kikuyu yang telah mendiami wilayah tersebut selama berabad-abad.

Pasukan Inggris juga dikirim untuk menekan segala bentuk perlawanan dari penduduk pribumi, terutama suku Kikuyu, Maasai, dan Kamba.

Bahkan pasukan Inggris terkadang menembaki warga secara acak, untuk menciptakan teror dan intimidasi.

Dari suku-suku di Kenya, Kikuyu merupakan yang paling aktif melakukan perlawanan.

Pada 1920, Inggris resmi menduduki Kenya dan pencaplokan atas tanah penduduk semakin tidak terkendali.

Lahan-lahan yang subur diberikan begitu saja oleh pemerintah Inggris kepada para imigrannya yang berasal dari negara induk maupun dari Afrika Selatan.

Baca juga: Pemberontakan Boxer, Gerakan Petani China Mengusir Bangsa Asing

Selain itu, pemerintah Inggris menerapkan aturan pembatasan kepemilikan tanah terhadap penduduk setempat, dan banyak rakyat pribumi lainnya yang diusir karena tanahnya dirampas.

Hal itu mengakibatkan ratusan ribu warga Kenya hidup dalam kemiskinan di daerah kumuh di sekitar Nairobi.

Situasi ini mendorong terbentuknya organisasi-organisasi masyarakat yang didirikan untuk memperjuangkan tanah mereka.

Pemerintah Inggris menanggapinya dengan melakukan pelarangan, juga tindakan represif hingga menimbulkan korban jiwa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com