Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstrasi Tiananmen, Unjuk Rasa di China yang Berujung Pembantaian

Kompas.com - 14/04/2022, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Demonstrasi Tiananmen adalah aksi unjuk rasa yang dipimpin oleh mahasiswa dan meletus pada 15 April 1989 di Beijing, China.

Protes besar-besaran ini dilakukan untuk menuntut adanya demokrasi, kebebasan berbicara, dan kebebasan pers di China.

Pada pertengahan Mei 1989, jumlah demonstran telah mencapai puluhan ribu orang, yang berkumpul di Lapangan Tiananmen, Beijing.

Demonstrasi Tiananmen baru berhenti pada 5 Juni 1989, setelah pemerintah China melancarkan tindakan berdarah yang dikenal sebagai peristiwa Pembantaian Tiananmen.

Baca juga: Partai Komunis China: Sejarah dan Perkembangannya

Latar belakang

Demonstrasi Tiananmen dilatarbelakangi oleh rasa frustrasi akibat pembatasan kebebasan politik serta krisis ekonomi yang terjadi di China kala itu.

Pasalnya, China merupakan negara dengan sistem satu partai, dengan Partai Komunis, memegang kendali pemerintahan.

Meski pemerintah China telah merencanakan sejumlah reformasi pada 1980-an, yang menerapkan kapitalisme terbatas, orang miskin dan kelas pekerja China masih menghadapi kesulitan.

Umumnya akibat kurangnya lapangan pekerjaan yang kemudian berdampak pada peningkatan kemiskinan.

Para pelajar juga berpendapat bahwa sistem pendidikan di China kurang dalam mempersiapkan mereka untuk berdamai dengan sistem ekonomi pasar bebas.

Hal-hal inilah yang kemudian memicu terjadinya Demonstrasi Tiananmen, yang berlangsung dari 15 April hingga 5 Juni 1989.

Baca juga: Revolusi Komunis China: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak

Demonstrasi hingga mogok makan

Setelah kematian Hu Yaobang, para pengunjuk rasa pro-demokrasi yang mayoritas adalah mahasiswa, memulai aksi dengan berjalan di sepanjang Beijing ke Lapangan Tiananmen.

Hu Yaobang adalah mantan pemimpin Partai Komunis, yang sempat berupaya memperkenalkan reformasi demokrasi di China.

Sepeninggal Hu Yaobang, para mahasiswa menyerukan pemerintahan yang lebih terbuka dan demokratis.

Aksi mahasiswa di Lapangan Tiananmen ini kemudian membesar, di mana ribuan orang di Beijing turut ambil bagian dalam demonstrasi. Pada pertengahan Mei 1989, jumlah demonstran telah mencapai puluhan ribu orang.

Beberapa pemimpin dalam pemerintahan China bersimpati kepada para pengunjuk rasa, sementara yang lain melihat aksi ini sebagai ancaman politik.

Baca juga: Sejarah Singkat Negara China

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Stori
Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Stori
Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Stori
Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com