Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perlawanan Rakyat Banjar di Bali

Kompas.com - 24/02/2024, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah perlawanan rakyat di Bali terhadap Belanda meletus pada abad ke-19.

Pada tahun 1868, rakyat Banjar mengangkat senjata untuk melawan penjajahan Belanda.

Banjar adalah nama desa di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

Pada saat Kerajaan Buleleng masih berpengaruh, yakni sekitar abad ke-18 dan abad ke-19, Banjar menjadi pusat distrik Buleleng Barat.

Artinya, Banjar menjadi tempat kedudukan punggawa dari seluruh Buleleng Barat.

Lantas, apa penyebab perlawanan rakyat Banjar terhadap Belanda dan bagaimana kronologinya?

Berikut ini sejarah perlawanan rakyat Banjar di Bali.

Baca juga: Sebab Umum dan Khusus Perang Kusamba di Bali

Penyebab perlawanan rakyat Banjar

Sejak kekalahan rakyat Bali dalam Perang Jagaraga pada 1849, secara politis Kerajaan Buleleng jatuh ke tangan Belanda.

Peristiwa itu berimbas pada penyempitan kekuasaan raja dan sering terjadi pergantian pemimpin.

Pada 1864, campur tangan Belanda membuat punggawa Buleleng Barat yang bernama Ida Made Rai, dicopot dari jabatannya.

Ida Made Rai, yang datang dari keluarga para Brahmana di Banjar, dikenal rakyat sebagai pemimpin yang baik.

Pencopotan itu dilatarbelakangi oleh kekhawatiran Belanda karena Ida Made Rai adalah satu-satunya pemimpin rakyat Banjar yang konsekwen dan pernah berjanji akan menghalau Belanda dari daerahnya.

Sebagai ganti Ida Made Rai adalah Ida Ketut Anom, yang tidak mendapat kepercayaan rakyat karena mau menjadi boneka Belanda.

Baca juga: Perang Kusamba di Bali: Penyebab, Kronologi, dan Dampaknya

Pencopotan Ida Made Rai mendorong rakyat bergerak secara radikal.

Terlebih, Ida Made Rai dipecat secara tidak adil karena Belanda menuduhnya sebagai penghasut dan pembuat kekeruhan di Banjar.

Amarah rakyat Banjar memuncak saat Ida Made Rai ditangkap dan diasingkan ke Banyuwangi, Jawa Timur.

Sebagai respons, Belanda mendaratkan pasukannya, lengkap dengan peralatan militer, untuk menundukkan rakyat Banjar.

Di tengah gentingnya suasana, Ida Made Rai berusaha berdamai, dengan syarat ia diangkat kembali menjadi punggawa.

Pada 19 September 1868, I Kamasan diutus ke Temukus untuk mengusahakan perdamaian itu.

Namun, I Kamasan justru ditangkap oleh Belanda, yang membuat peperangan tidak terelakkan lagi.

Dengan kata lain, ada tiga penyebab perlawanan rakyat Banjar di Bali terhadap Belanda, yaitu:

  • Campur tangan Belanda dalam urusan internal pemerintahan Kerajaan Buleleng.
  • Pemecatan Ida Made Rai dan diangkatnya Ida Ketut Anom sebagai punggawa Buleleng Barat oleh Pemerintah Belanda.
  • Penangkapan I Kamasan yang diutus Ida Made Rai untuk bernegosiasi.

Baca juga: Dampak Perang Jagaraga

Kronologi perlawanan rakyat Banjar

Perlawanan rakyat Banjar tahap pertama dimulai pada 20 September 1868, ketika Belanda mulai menerjunkan pasukannya yang dilengkapi senapan dan meriam.

Meski rakyat Banjar hanya berbekal senjata berupa tombak, keris, dan pedang, mereka diuntungkan oleh penguasaan atas medan.

Alhasil, pada tahap pertama pertempuran, kemenangan ada di pihak rakyat Banjar.

Kegagalan menerobos pertahanan rakyat Banjar membuat pasukan Belanda meminta bantuan dari Batavia (Jakarta).

Bantuan sejumlah 600 tentara pun tiba di bawah pimpinan Kolonel de Brabant.

Tambahan pasukan yang didukung pula dengan artileri-artileri dari pantai ataupun meriam gunung, membuat pasukan Belanda lebih perkasa.

Sayangnya, pada 25 Oktober 1869, rakyat Banjar tidak mampu lagi menahan laju pasukan Belanda.

Baca juga: Keterkaitan antara Hak Tawan Karang dan Perlawanan Rakyat Bali

Ida Made Rai pemimpin perang Banjar di Bali.Pemkab Buleleng Ida Made Rai pemimpin perang Banjar di Bali.
Sejak itu, Ida Made Rai bersama sekitar 250 pengikutnya, meninggalkan Banjar untuk lanjut bergerilya di pegunungan.

Namun, pendukung Ida Made Rai akhirnya menyerah, menyisakan beberapa orang saja.

Pada akhirnya, Ida Made Rai ditangkap ketika bersembunyi di rumah keluarganya di daerah Mengwi.

Penangkapan Ida Made Rai menandai berakhirnya perlawanan rakyat Banjar terhadap Belanda.

Pemerintah Belanda di Batavia memutuskan untuk mengasingkan Ida Made Rai ke Bandung.

Baca juga: Hukum Tawan Karang: Pengertian, Pelaksanaan, dan Penghapusan

 

 

Referensi:

  • Sutaba, I Made. (1983). Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Daerah Bali. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com