Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geobukseon, Kapal Kura-Kura Legendaris Milik Korea

Kompas.com - 09/01/2024, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Kepala naga pada Geobukseon bukan sekadar dekorasi semata. Dari mulut naga, dapat ditembakkan meriam, panah api, hingga tabir asap untuk menutupi manuver kapal dari musuh.

Bagian paling khas dari Geobukseon adalah atapnya yang menutupi dek atas, yang berbentuk seperti tempurung kura-kura.

Itulah mengapa, kapal ini disebut Kapal Kura-Kura atau Turtle Ship.Atap Geobukseon dilapisi papan tebal dan ditancapkan paku-paku besi/baja yang dapat menjebak musuh.

Baca juga: Karavel, Kapal Andalan Portugis dalam Menjelajah Samudra

Geobukseon atau kapal kura-kura Korea dari abad ke-16.Wikimedia Commons Geobukseon atau kapal kura-kura Korea dari abad ke-16.
Biasanya, awak kapal akan menyamarkan paku-paku besi tersebut dengan karung kosong atau jerami, untuk menciptakan ladang ranjau bagi musuh yang mendarat di atasnya.

Namun, masih terdapat perdebatan mengenai bahan tempurung kapal Geobukseon.

Sumber-sumber dari Korea menyebutkan hanya paku-paku di atas tempurung yang terbuat dari besi, sedangkan kronik Jepang menyebutkan bahwa perang pada Agustus 1592 melibatkan tiga kapal kura-kura Korea yang dilapisi besi.

Sejarawan Stephen Turnbull meyakini bahwa Geobukseon dilapisi besi, karena pada Februari 1593, pemerintah Jepang menginstruksikan militernya untuk menggunakan pelat besi dalam membuat kapal.

Diduga, langkah tersebut diambil untuk mengimbangi inovasi Geobukseon.

Baca juga: Penjajahan Jepang di Korea (1910-1945)

Kelebihan lain dari Geobukseon terletak pada desainnya yang menyerupai benteng, yang memungkinkan awak kapal melihat keluar tetapi tetap tidak terlihat oleh musuh.

Bagian dalam kapal ini terdiri atas dua geladak, di mana geladak bagian bawah untuk para pendayung, bagian atas untuk pemanah atau penembak.

Pada setiap sisi terdapat sekitar 8-10 dayung yang dioperasikan oleh empat pendayung dan dipandu oleh satu orang pemimpin.

Geobukseon dapat membawa sekitar 80 awak non-kombatan dan 45 kombatan. Kapal ini juga dilengkapi banyak meriam, yang memungkinkannya melontarkan serangan dari segala arah.

Melibas angkatan laut Jepang

Tidak lama setelah Geobukseon diluncurkan, Jepang menginvasi Korea dalam peristiwa yang dikenal sebagai Perang Imjin (1592-1598).

Serangan mendadak dari Jepang atas perintah Toyotomi Hideyoshi itu membuat prajurit Korea kalang kabut.

Baca juga: Dampak Perang Imjin bagi Jepang, Korea, dan China

Kekalahan pasukan Korea di darat segera dibalas oleh Laksamana Yi Sun Shin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com