Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Geobukseon, Kapal Kura-Kura Legendaris Milik Korea

Melansir Britannica, Geobukseon merupakan kapal perang lapis baja pertama di dunia.

Geobukseon begitu terkenal karena memainkan peran penting dalam menyelamatkan Korea dari invasi Jepang selama Perang Imjin atau Invasi Jepang ke Korea (1592-1598).

Pertempuran laut menggunakan Geobukseon yang dipimpin oleh Laksamana Yi Sun Shin, mampu membalikkan keadaan setelah pasukan darat Korea tidak berdaya menghadapi serangan Jepang.

Siapa penemu Geobukseon?

Geobukseon merupakan hasil inovasi Laksamana Yi Sun Shin dari kapal kura-kura Korea generasi pertama.

Kapal kura-kura generasi pertama yang berasal dari awal abad ke-15 digunakan oleh angkatan laut Dinasti Joseon untuk mengusir para bajak laut Jurchen dan Jepang.

Namun, setelah periode itu, penggunaan kapal kura-kura tidak lagi marak.

Mengutip New World Encyclopedia, dalam buku harian pribadi Laksamana Yi, Nanjung Ilgi, sang laksamana tercetus gagasan untuk menghidupkan kembali kapal kura-kura setelah memikirkan akan kemungkinan invasi asing.

Dengan bantuan awaknya, Laksamana Yi mulai membangun kapal kura-kura yang lebih modern pada 1591.

Dari buku harian Laksamana Yi dan buku berjudul Hangrok yang ditulis oleh keponakannya yang bernama Yi Beon, dapat diketahui tentang struktur, konstruksi, pengujian persenjataan yang digunakan di kapal, dan penggunaan kapal kura-kura.

Kapal kura-kura baru yang dirancang oleh Laksamana Yi dan awaknya, selesai dibangun dalam waktu satu tahun.

Kapal yang disebut Geobukseon ini diluncurkan pada 27 Maret 1592. Persenjataan kapal dilengkapi meriam dengan jangkauan tembakan 300 hingga 500 meter.

Desain Geobukseon

Geobukseon umumnya berukuran panjang 30-37 meter, lebar sekitar 10 meter, dan tinggi sekitar 6,5 meter.

Kapal ini terbuat dari kayu cemara, pinus merah, atau kayu padat lainnya yang kokoh, sehingga dapat membawa persenjataaan berat dan tahan terhadap hentakan meriam.

Geobukseon memiliki dua layar, kepala naga pada haluan (bagian depan), dan ekor pada bagian belakangnya.

Kepala naga pada Geobukseon bukan sekadar dekorasi semata. Dari mulut naga, dapat ditembakkan meriam, panah api, hingga tabir asap untuk menutupi manuver kapal dari musuh.

Bagian paling khas dari Geobukseon adalah atapnya yang menutupi dek atas, yang berbentuk seperti tempurung kura-kura.

Itulah mengapa, kapal ini disebut Kapal Kura-Kura atau Turtle Ship.Atap Geobukseon dilapisi papan tebal dan ditancapkan paku-paku besi/baja yang dapat menjebak musuh.

Namun, masih terdapat perdebatan mengenai bahan tempurung kapal Geobukseon.

Sumber-sumber dari Korea menyebutkan hanya paku-paku di atas tempurung yang terbuat dari besi, sedangkan kronik Jepang menyebutkan bahwa perang pada Agustus 1592 melibatkan tiga kapal kura-kura Korea yang dilapisi besi.

Sejarawan Stephen Turnbull meyakini bahwa Geobukseon dilapisi besi, karena pada Februari 1593, pemerintah Jepang menginstruksikan militernya untuk menggunakan pelat besi dalam membuat kapal.

Diduga, langkah tersebut diambil untuk mengimbangi inovasi Geobukseon.

Kelebihan lain dari Geobukseon terletak pada desainnya yang menyerupai benteng, yang memungkinkan awak kapal melihat keluar tetapi tetap tidak terlihat oleh musuh.

Bagian dalam kapal ini terdiri atas dua geladak, di mana geladak bagian bawah untuk para pendayung, bagian atas untuk pemanah atau penembak.

Pada setiap sisi terdapat sekitar 8-10 dayung yang dioperasikan oleh empat pendayung dan dipandu oleh satu orang pemimpin.

Geobukseon dapat membawa sekitar 80 awak non-kombatan dan 45 kombatan. Kapal ini juga dilengkapi banyak meriam, yang memungkinkannya melontarkan serangan dari segala arah.

Melibas angkatan laut Jepang

Tidak lama setelah Geobukseon diluncurkan, Jepang menginvasi Korea dalam peristiwa yang dikenal sebagai Perang Imjin (1592-1598).

Serangan mendadak dari Jepang atas perintah Toyotomi Hideyoshi itu membuat prajurit Korea kalang kabut.

Kekalahan pasukan Korea di darat segera dibalas oleh Laksamana Yi Sun Shin.

Dengan kapal Geobukseon dan kehebatan kepemimpinan Laksamana Yi, Angkatan Laut Korea memenangkan 16 pertempuran melawan armada Jepang.

Geobukseon sangat menguntungkan untuk pertempuran jarak dekat, karena dapat menabrak dan menghujani kapal musuh dengan meriam sampai tenggelam.

Jepang menyebut Geobukseon sebagai "kapal buta", karena bekerja dengan cara menabrak kapal musuh.

Meski berada dekat, bahkan menabrak kapal musuh, Geobukseon tidak mudah ditembus karena desainnya yang menyerupai benteng membuat meriam, peluru, dan anak panah, sulit menembus masuk.

Musuh juga tidak mudah melompat ke atas Geobukseon, karena akan tertusuk besi-besi yang tertancap pada tempurungnya.

Dalam misinya, Geobukseon dapat bergerak dengan cepat dan lincah berkat layar dan pendayungnya.

Keberadaan Geobukseon dan penampilan Laksamana Yi terbukti menjadi faktor penentu bagi Korea dalam mempertahankan wilayahnya dari serbuan Jepang.

Pada 1598, pasukan Jepang harus kembali pulang tanpa membawa hasil kemenangan.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/01/09/160000479/geobukseon-kapal-kura-kura-legendaris-milik-korea

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke