KOMPAS.COM - Jepang telah banyak menyerap berbagai gagasan dari negara-negara lain, baik dari segi teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan.
Jepang terus berupaya mengelaborasi serta memajukan kebudayaannya yang dinilai memiliki keunikan dengan berbagai masukan dari negara lain.
Gaya hidup orang Jepang dewasa ini merupakan perpaduan budaya tradisional di bawah pengaruh Asia dan budaya modern Barat.
Meski begitu, terdapat beberapa kebudayaan tradisional Jepang yang masih ada dan dapat dilihat hingga sekarang, di antaranya:
Keempat seni kebudayaan pertunjukan tradisional tersebut masih terus dilestarikan hingga kini. Berikut ini penjelasannya:
Kabuki merupakan bentuk dari seni teater klasik yang mengalami evolusi pada awal abad ke-17.
Kesenian ini memiliki ciri khas, yakni terdapat irama kalimat per kalimat yang diucapkan oleh para aktor,
Baca juga: Cerita Aksi Bersihkan Stadion, Budaya Jepang Tuai Kekaguman
Kemudian, kabuki dilengkapi dengan kostum super mewah, tata rias yang mencolok (kumadori), serta penggunaan peralatan mekanis untuk memperoleh efek-efek khusus di atas panggung.
Kegunaan tata rias mencolok ini menunjukkan sifat dan penggambaran suasana hati dari tokoh yang dibawakan oleh aktor.
Secara umum, pertunjukkan kabuki mengambil tema pada abad pertengahan atau Zaman Edo, dan kebanyakan aktor yang bermain adalah pria.
Noh dikenal sebgai teater musikal tertua di Jepang. Pertunjukan ini bukan hanya berisikan dialog, melainkan terdapat pula utai (nyanyian), hoyashi (iringan musik), dan tari-tarian.
Perbedaan noh dari seni lain ialah aktor utamanya mengenakan kostum yang terbuat dari sutera bersulam warna-warni dan menurup wajahnya dengan topeng.
Baca juga: Krisis Pakaian pada Masa Pendudukan Jepang
Topeng tersebut bukanlah topeng biasa, tetapi terdapat pesan di dalamnya untuk menggambarkan beragam tokoh.
Biasanya tokoh yang sering gunakan ialah dewa, orang tua, wanita tua maupun muda, hantu, dan anak laki-laki.
Berbeda dengan seni teater sebelumnya, kyogen ialah sebuah seni teater klasik lelucon yang digelar dengan aksi beserta dialog nan bergaya.