KOMPAS.COM - Dinasti Hamdaniyah adalah sebuah dinasti Muslim Syiah dari utara Irak dan Suriah.
Dinasti Hamdaniyah berkuasa di wilayah Aleppo dan Mosul pada 293-394 H atau 905-1004 M.
Dinasti Hamdaniyah termasuk salah satu dinasti kecil yang muncul karena adanya rasa kecewa dan ketidakpuasan terhadap pemerintahan pusat atau dinasti besar.
Kekecewaan dan ketidakpuasan itu terjadi karena beberapa faktor, salah satunya pergolakan politik yang terlalu besar sehingga para penguasa tidak mampu menanganinya.
Berikut ini sejarah Dinasti Hamdaniyah.
Dinasti Hamdaniyah berkuasa dalam kurun waktu yang relatif singkat, yaitu 73 tahun.
Karena masa kekuasaan yang singkat, dinasti ini sedikit memberikan sumbangsihnya, khususnya di bidang ilmu pengetahuan.
Dinasti Hamdaniyah muncul sebagai pesaing Dinasti Ikhisiyah yang kala itu berkuasa di sebelah utara Mesir.
Dinasti Hamdaniyah didirikan pada 293 H/905 M oleh Hamdan bin Hamdan, seorang kabilah Taghlib.
Dinasti ini tercatat mempunyai simpati pada ideologi Syiah Moderat.
Sebenarnya, kelompok tersebut telah melakukan pergerakan jauh sebelum Dinasti Hamdaniyah berdiri.
Contohnya, pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mu’tamid, banyak muncul gerakan makar, tetapi gagal.
Baca juga: Dinasti Fatimiyah: Sejarah, Kejayaan, Khalifah, dan Keruntuhan
Usaha mereka baru mencapai keberhasilan pada pemerintahan Al-Muqtadir. Pada masa Al-Muqtadir, terjadi nepotisme dan keluarga ini memperoleh jabatan penting di Istana.
Terdapat 3 bersaudara dari keluarga tersebut yang diangkat menjadi wali atau gubernur, di antaranya Abdullah bin Hamdan (wilayah Mosul), Said bin Hamdan (wilayah Nawahad), dan Ibrahim bin Hamdan (daerah-daerah suku Rabi’ah).
Dalam perkembangannya, terdapat dua keturunan Abdullah bin Hamdan yang paling menonjol, yaitu Abu Muhammad bin Abdullah bergelar Nashir Al-Daulah (Gubernur Mosul) dan Abu Al-Husein Ali bin Abdullah bergelar Sayf Al-Daulah (Gubernur Aleppo).