Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Humayun, Putra Pendiri Dinasti Mughal

Kompas.com - 29/07/2023, 20:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Naziruddin Muhammad atau lebih akrab dipanggil Humayun, adalah raja Kerajaan Mughal kedua.

Ia yang menguasai Kerajaan Mughal di India setelah ayahnya, yang dikenal sebagai pendiri Dinasti Mughal, Zahiruddin Muhammad Babur, meninggal pada 1530.

Humayun dua kali duduk di singgasana Mughal, yakni antara 1530 hingga 1540 dan antara 1555 hingga 1556.

Hal itu terjadi karena ia sempat kehilangan wilayah Kerajaan Mughal kepada Sher Shah Suri, pendiri sekaligus raja pertama Dinasti Sur.

Humayun berhasil memulihkan kekuasaannya pada 1555, tetapi meninggal tidak lama kemudian.

Baca juga: Kesultanan Mughal: Sejarah, Raja-raja, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Raja Kerajaan Mughal kedua

Humayun lahir pada 6 Maret 1508 dengan nama Naziruddin Muhammad. Ia merupakan putra Zahiruddin Muhammad Babur dan Maham Begum.

Pada Desember 1530, Humayun mulai duduk di singgasana Mughal untuk menggantikan ayahnya yang meninggal.

Menjadi raja Kerajaan Mughal kedua di usia 22 tahun, Humayun terbilang belum siap memerintah kerajaan.

Tidak lama setelah naik takhta, Humayun harus bersaing dengan saudara tirinya, Kamran Mirza, yang diberi kekuasaan atas wilayah Kabul dan Lahore oleh ayah mereka.

Pemerintahannya semakin tidak stabil karena Humayun juga tidak mengantongi dukungan dari semua pejabat istana atau para bangsawan kerajaan.

Baca juga: Raja-raja Kesultanan Mughal

Dikalahkan Sher Shah Suri

Humayun memiliki dua rival yang harus dihadapi bersamaan di anak benua India, yakni Sultan Bahadur dari Gujarat dan Sher Shah Suri.

Ketika Humayun sibuk dengan masalah internal kerajaan, dua rivalnya tersebut diam-diam meluaskan kekuasaan mereka.

Dengan bantuan dari Kesultanan Turki Usmani, Humayun mampu mengalahkan Sultan Bahadur yang didukung oleh bangsa Portugis.

Di tengah kesibukan Humayun, Sher Shah Suri berupaya merebut kendali Agra dari Kerajaan Mughal.

Humayun berhasil mempertahankan Agra, tetapi gagal menyelamatkan Gaur, kota terbesar kedua bagi Mughal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com