Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abdul Wahab Saleh, Juru Foto Peristiwa Pertempuran di Surabaya

Kompas.com - 13/11/2023, 20:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.id

Tidak hanya Saleh, sang adik Siti Hanifah yang menjadi relawan perang kemerdekaan, juga bersiap mengungsi ke luar kota.

Ketika pamit kepada ibunya, Hanifah dititipi rol film milik Saleh, yang kemudian disimpan di ikat pinggangnya.

Baca juga: AWS Mallaby, Tokoh Penting di Balik Peristiwa 10 November

Setibanya di Malang, Hanifah bertemu dengan Saleh dan menyerahkan rol film yang sempat dikira sudah hilang.

Saleh kemudian mencetak rekaman peristiwa yang tersimpan di dalam rol film-nya menjadi foto yang kini dikenal sebagai peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato/Majapahit, Surabaya.

Karya terkenal dari Saleh lainnya adalah potret Bung Tomo ketika berpidato untuk membakar semangat arek-arek Suroboyo menjelang peristiwa 10 November 1945.

Selain itu, Saleh juga memotret beragam peristiwa di Surabaya sepanjang September hingga awal Desember 1945.

Ketika ibu kota Indonesia dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta pada Januari 1946, Saleh sudah menjadi kepala bagian foto dari kantor berita Antara.

Ia kemudian menjadi salah satu wartawan Antara yang bergabung dengan korps wartawan perang yang diresmikan oleh Panglima Sudirman dengan sebutan wartawan istimewa.

Baca juga: Ruhana Kuddus, Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

Saat dilantik, mereka dijanjikan mendapat pangkat satu tingkat di bawah komandan tempat mereka beroperasi dan akan disebar ke berbagai medan pertempuran.

Namun, janji itu tidak terealisasi, meski seragam dan lencana bertulis WI (Wartawan Istimewa) sudah diterima.

Pada masa perang kemerdekaan, Saleh meliput gerilya para pejuang dan aktif mengawal proses Perundingan Linggarjati antara Indonesia dan Belanda.

Ketika Agresi Militer dilancarkan oleh Belanda ke Yogyakarta, para wartawan, termasuk Saleh, bersikap netral dan menghentikan kegiatan jurnalistik mereka.

Mereka lantas mencari penghidupan sendiri-sendiri, di mana Saleh menjalankan usaha studio foto dan cuci cetak foto.

Setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia, Saleh kembali aktif bekerja di Antara hingga 1952.

Saleh pindah ke Perusahaan Film Negara selama delapan tahun, kemudian bekerja di Badan Pimpinan Umum Niaga Negara.

Baca juga: Marie Colvin, Jurnalis Perang yang Tewas di Tangan Pemerintah Suriah

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com