Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Sekutu dalam Pertempuran Surabaya

Kompas.com - 10/11/2023, 23:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pertempuran Surabaya merupakan pertempuran terbesar pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, yang memuncak pada 10 November 1945.

Dalam pertempuran ini, para pejuang di Surabaya melawan Sekutu yang diwakili oleh pasukan Inggris.

Sejak 19 September 1945, datang sejumlah pasukan Sekutu yang bertugas melucuti tentara Jepang dan membebaskan orang-orang Eropa yang menjadi tawanan perang Jepang.

Situasi di Surabaya menjadi tegang karena datangnya Sekutu ditunggangi kepentingan Belanda yang hendak mengambil kembali Indonesia, yang direnggut Jepang pada 1942.

Di pihak Indonesia, tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Perang Surabaya di antaranya adalah Gubernur Suryo, Bung Tomo, Moestopo, HR Muhammad, dan Mayjen Sungkono.

Sedangkan tokoh Sekutu dalam Pertempuran Surabaya adalah AWS Mallaby dan Robert Mansergh.

Baca juga: 5 Pahlawan Nasional yang Berperan dalam Pertempuran Surabaya

AWS Mallaby

Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby atau kerap disebut AWS Mallaby adalah pemimpin Sekutu di Pertempuran Surabaya.

Mallaby, yang mulanya bertugas di India, memimpin Brigade Infanteri India ke-49 dan tiba di Surabaya pada 25 Oktober 1945.

Setelah mendarat di Surabaya, Mallaby mengutus Kapten Douglas MacDonald untuk menghubungi tokoh Indonesia, yaitu Moestopo.

Dalam pertemuan itu, Moestopo menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menentang pasukan Inggris, yang menjalankan tugasnya atas nama Sekutu.

Sejak menginjakkan kaki di Indonesia, Mallaby dan pasukannya diawasi dengan ketat oleh arek-arek Suroboyo, yang menaruh curiga bahwa Inggris hendak mengembalikan Belanda pada posisi penguasa.

Kecurigaan arek-arekek Suroboyo benar, tentara Sekutu melakukan penyerangan, menguasai gedung-gedung penting, melakukan patroli keliling Kota Surabaya, dan membebaskan tahanan Belanda yang dipenjara oleh Indonesia.

Baca juga: AWS Mallaby, Tokoh Penting di Balik Peristiwa 10 November

Tindakan-tindakan itulah yang menimbulkan kontak senjata pada 27 Oktober 1945, sementara kontak Mallaby dan pihak Indonesia terputus.

Untuk memadamkan pertempuran, Mallaby meminta Jenderal Hawthorn mengatur pertemuan dengan Presiden Soekarno.

Patrick Heren, yang menulis untuk Standpoint, mengungkap bahwa Mallaby adalah prajurit yang sebenarnya lebih senang berpikir, daripada mengambil jalan perang.

Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan gencatan senjata pada 29 Oktober 1945.

Satu hari kemudian, atau pada 30 Oktober 1945, Jenderal Mallaby tewas ditembak saat berkeliling Surabaya dengan mobil bersama Kapten RC Smith untuk menyebarkan berita gencatan senjata.

Pembunuhan AWS Mallaby inilah yang memicu pertempuran besar-besaran di Surabaya yang terjadi pada tanggal 10 November 1945.

Baca juga: Tewasnya AWS Mallaby

Robert Mansergh

Jenderal Eric Carden Robert Mansergh adalah pengganti AWS Mallaby di Surabaya.

Sepeninggal Mallaby, Inggris mendatangkan bala bantuan, yakni dua brigade tambahan (India ke-9 dan ke-123) dari Divisi India ke-5 yang dipimpin oleh Jenderal Robert Mansergh.

Sebagai pemimpin yang baru, pada 9 November 1945, Mansergh mengeluarkan ultimatum kepada pejuang di Surabaya.

Ultimatum itu berisi perintah kepada para pejuang di Surabaya agar menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan.

Apabila tidak dipatuhi, Sekutu mengancam akan menggempur Surabaya dari darat, laut, dan udara.

Selain itu, semua tokoh dan para pemuda di Surabaya harus menyerahkan diri selambat-lambatnya pada 10 November 1945, pukul 06.00 pagi di tempat yang telah ditentukan.

Ultimatum itu tidak dipenuhi oleh para tokoh maupun masyarakat Surabaya, yang justru siap bertempur untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Kedatangan NICA dan Sekutu Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Mulai 10 November 1945 pagi hari, Mansergh menjadi pemimpin Pertempuran Surabaya.

Meski pasukan Mansergh mendapat perlawanan sengit dari para pejuang, separuh kota Surabaya dapat dikuasai hanya dalam beberapa hari.

Namun, pada perkembangannya, Inggris enggan untuk terlibat perang demi kepentingan Belanda.

K'tut Tantri, penyiar radio keturunan Amerika-Skotlandia yang membantu menyebarkan berita perjuangan rakyat Surabaya, mengungkap bahwa pasukan Inggris merasa disesatkan oleh Belanda, yang mengatakan para pejuang Indonesia adalah boneka Jepang.

Pertempuran mereda seiring Inggris menarik pasukannya dari Surabaya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com