Siti Walidah memang bukan istri satu-satunya Ahmad Dahlan, karena sebelumnya ia sudah pernah menikah dengan Nyai Abdullah.
Dengan demikian, pernikahan Ahmad Dahlan dengan Siti Walidah bukan perkawinan pertama.
Namun, Siti Walidah memang satu-satunya istri yang paling lama mendampingi Ahmad Dahlan, sampai ia wafat.
Oleh karena itu juga, hanya Siti Walidah yang mendapat sebutan Nyai Ahmad Dahlan.
Baca juga: Aisyiyah: Latar Belakang, Peran, dan Program
Pada 1914, Siti Walidah mendirikan Sopo Tresno, sebuah kelompok pengajian wanita.
Pada masa itu, kegiatan Sopo Tresno hanyalah pengkajian agama yang disampaikan secara bergantian oleh Siti Walidah dan suaminya, Ahmad Dahlan.
Siti Walidah sendiri fokus pada ayat-ayat Al-Quran yang membahas mengenai isu-isu perempuan.
Seiring berjalannya waktu, Sopo Tresno berkembang menjadi sebuah organisasi perempuan.
Awalnya, proposal pengajuan Sopo Tresno sebagai sebuah organisasi ditolak.
Kemudian, mereka memutuskan untuk mengganti nama Sopo Tresno menjadi Aisyiyah, yang berasal dari nama istri Nabi Muhammad, yaitu Aisyah.
Setelah berganti nama, kelompok ini pun diresmikan pada 22 April 1917 yang diketuai oleh Siti Walidah.
Lima tahun kemudian, Aisyiyah menjadi bagian dari organisasi Muhammadiyah.
Baca juga: Apa Itu Kweekschool Muhammadiyah?
Setelah KH Ahmad Dahlan meninggal dunia pada 1923, Siti Walidah masih terus aktif di Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Pada 1926, Siti Walidah memimpin Kongres Muhammadiyah ke-15 di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Ia menjadi wanita pertama yang memimpin konferensi itu.