Hingga 1934, Siti Walidah masih terus memimpin Aisyiyah.
Aisyiyah sempat dilarang beroperasi pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, tepatnya pada 10 September 1943.
Meskipun saat itu sudah tidak lagi memimpin Aisyiyah, Siti Walidah masih terus berjuang menjaga para siswanya dari paksaan untuk menyembah matahari seperti yang diperintahkan Jepang.
Selain itu, Siti Walidah juga turut membantu para tentara Indonesia yang sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia dengan cara memasakkan sup dan mempromosikan dinas militer kepada mantan murid-muridnya.
Siti Walidah meninggal dunia pada 31 Mei 1946 pukul 13.00 WIB.
Jasadnya dimakamkan di belakang Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta.
Untuk mengenang perjuangannya, pada 10 November 1971, Siti Walidah dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Soeharto.
Penetapan ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 42/TK/Tahun 1971.
Guna mengingat kembali perjuangan-perjuangannya, kisah Siti Walidah diangkat menjadi sebuah film bertajuk Nyai Ahmad Dahlan pada 2017, yang disutradarai oleh Olla Atta Adonara.
Referensi: