Pangeran Diponegoro ditangkap setelah ia memutuskan untuk bertemu dengan Kolonel Baptist Cleerens yang sebenarnya merupakan rencana jebakan dari pihak Belanda.
Setelah penangkapan tersebut, Diponegoro diasingkan ke berbagai tempat, termasuk Ungaran, Semarang, Batavia, Manado, dan Benteng Nieuw Amsterdam, sebelum akhirnya wafat di Benteng Rotterdam pada 8 Januari 1855.
Perang Diponegoro berlangsung dalam kurun waktu lima tahun, sejak 1825 hingga 1830, dan mengakibatkan banyak korban jiwa, dengan sekitar 200.000 orang tewas, termasuk 15.000 korban di pihak Belanda.
Demikianlah berakhirnya Perang Diponegoro yang telah menjadi salah satu konflik paling berdarah dalam sejarah Indonesia.
Referensi: