Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Pangeran Diponegoro Melawan Penjajahan Belanda

Kompas.com - 01/11/2023, 16:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Selama tinggal di Desa Selarong, Pangeran Diponegoro mulai merancang serangkaian strategi perang yang cermat.

Salah satu strategi utamanya adalah menyerang Keraton Yogyakarta sebagai respons terhadap campur tangan Belanda dalam urusan keraton.

Ia ingin mengisolasi pasukan Belanda dan menjadikan mereka terkepung tanpa kemungkinan bantuan dari luar.

Pangeran Diponegoro juga mengirim utusan kepada bupati dan ulama di berbagai wilayah untuk bersatu dalam perlawanan terhadap Belanda.

Namun, ia juga tetap selektif dalam memilih sekutu yang dapat diandalkan.

Selain itu, ia merancang strategi pembagian wilayah pertahanan yang baik sehingga pasukannya memiliki tempat perlindungan yang efektif ketika pasukan lawan melemah.

Dengan strategi yang matang, perang ini dipimpin langsung oleh Pangeran Diponegoro dan ia mendapat dukungan dari tokoh-tokoh penting, seperti Pangeran Mangkubumi, Ali Basyah Sentot Prawirodirjo, dan Kiai Mojo bersama murid-muridnya.

Setelah itu, Pangeran Diponegoro berusaha melawan Belanda dengan melibatkan masyarakat Jawa.

Berkat strategi perangnya dan dukungan masyarakat Jawa, Pangeran Diponegoro berhasil menduduki Keraton Yogyakarta dalam waktu tiga minggu, dan perlawanannya meluas hingga mencakup wilayah Magetan, Madiun, Kediri, dan seluruh Jawa.

Perang Diponegoro juga melibatkan taktik gerilya yang mencapai puncaknya pada 1827, saat Belanda mengirim 23.000 prajurit untuk menyerang Diponegoro.

Belanda menerapkan teknik Benteng Stelsel dengan membangun benteng-benteng di Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk mempersempit pergerakan Pangeran Diponegoro.

Strategi tersebut ternyata berhasil membuat Pangeran Diponegoro semakin terpojok.

Pada 1829, Kyai Mojo ditangkap yang diikuti oleh Alibasah Sentot Prawirodijo dan Pangeran Mangkubumi.

Pada 21 September 1829, Belanda menawarkan hadiah bagi siapa pun yang bisa menangkap Pangeran Diponegoro.

Baca juga: Hendrik de Kock, Pemimpin Belanda pada Perang Diponegoro

Akhir Perang Diponegoro

Perang Diponegoro berakhir dengan penangkapan Pangeran Diponegoro pada 28 Maret 1830, 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com