Akibat serangan ini, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran yang signifikan, bahkan beberapa wilayah di bawah kekuasaannya berhasil direbut.
Melihat lemahnya militer Kerajaan Sriwijaya, banyak kerajaan lain yang mulai menyerang.
Salah satunya adalah Raja Teguh Darmawangsa yang menyerang wilayah selatan Kerajaan Sriwijaya pada 990 M.
Selain itu, Kerajaan Majapahit di bawah pimpinan Adityawarman juga menyerang Sriwijaya pada 1477. Serangan itu mengakibatkan Sriwijaya tunduk pada kekuasaan Majapahit.
Serangkaian serangan ini memperburuk keadaan Kerajaan Sriwijaya yang saat itu sedang menghadapi kemunduran.
Selain masalah internal kerajaan, faktor lain penyebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya adalah jarak Kota Palembang yang semakin jauh dari laut.
Kondisi ini disebabkan oleh pengendapan lumpur di muara Sungai Musi yang menyebabkan dasar sungai semakin cepat mengendap.
Kedangkalan Sungai Musi menghambat kapal-kapal dagang yang tidak dapat lagi mencapai pusat kota untuk melakukan transaksi perdagangan.
Hal ini mengakibatkan pendapatan Kerajaan Sriwijaya menurun drastis.
Padahal, pendapatan dari pajak yang dikenakan pada pedagang yang bertransaksi di pusat kota merupakan sumber utama pemasukan kerajaan untuk menjalankan pemerintahan pada saat itu.
Baca juga: Komoditas Perdagangan Kerajaan Sriwijaya
Ketidakstabilan ekonomi berdampak negatif pada dinamika politik dan kemampuan pertahanan Sriwijaya.
Kondisi ini membuat penguasa Sriwijaya kesulitan untuk mengendalikan wilayah-wilayah di bawah kekuasaannya dengan efektif yang pada akhirnya mengakibatkan semakin banyak wilayah memisahkan diri dari kerajaan tersebut.
Meningkatnya jumlah wilayah yang merdeka ini pada gilirannya melemahkan sektor militer.
Akibat dari kelemahan militer ini adalah kerajaan tetangga merasa lebih berani untuk melancarkan serangan sehingga pada akhirnya mengakibatkan keruntuhan Kerajaan Sriwijaya.
Referensi: