KOMPAS.com - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahari memiliki tiga makna yang berbeda.
Pertama, bahari berarti dahulu kala, kedua berarti elok atau indah, dan yang ketiga bermakna laut atau kelautan.
Dalam sejarah, ada istilah kerajaan bahari yang merupakan sebutan untuk kerajaan di pesisir pantai dan banyak menjalankan kegiatan berkaitan dengan laut, seperti perikanan, perdagangan, dan pelayaran.
Kerajaan apakah yang disebut sebagai Kerajaan Bahari?
Baca juga: Di Mana Letak Kerajaan Sriwijaya?
Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan bahari.
Sebab, Kerajaan Sriwijaya berkembang di sektor kelautan dan perdagangan.
Pada masa kejayaannya, Sriwijaya menguasai jalur perdagangan melalui Selat Malaka, Selat Sunda, dan Semenanjung Malaya.
Alhasil, rakyatnya dapat hidup makmur karena kerajaan mendapat banyak pemasukan dari pajak kapal-kapal dagang yang melintas.
Ada sejumlah faktor yang mendorong Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan bahari, yaitu:
Kerajaan Sriwijaya melakukan hubungan dagang dengan sejumlah negara luar negeri, salah satunya China.
Selain itu, Sriwijaya juga menjalin hubungan perdagangan dengan India, Burma, Kamboja, Filipina, Persia, dan Arab.
Adapun latar belakang kedatangan bangsa-bangsa asing ke Kerajaan Sriwijaya adalah karena di wilayah ini terdapat banyak barang dagangan yang dibutuhkan, mulai dari kapur barus, mutiara, kayu, rempah-rempah, gading, emas, hingga perak.
Baca juga: Faktor Kerajaan Sriwijaya Berpotensi dalam Bidang Perdagangan
Lebih lanjut, Kerajaan Sriwijaya juga memiliki letak yang strategis.
Kerajaan Sriwijaya berada di tepi Sungai Musi atau Selat Malaka yang kerap dilintasi oleh kapal-kapal perdagangan luar negeri.