Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul dan Falsafah Hidup Orang Batak

Kompas.com - 15/09/2023, 14:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sistem Marga pada suku batak

Suku Batak terbagi menjadi enam sub suku atau Puak dan setiap Puak memiliki daftar marga khusus.

Hal ini berhubungan erat dengan sistem kekerabatan dan berfungsi untuk mengidentifikasi hubungan kekerabatan antara individu Batak yang memiliki marga dari Puak yang sama.

Masyarakat Batak juga menganut sistem garis keturunan patrilineal.

Artinya, anak yang lahir dari keluarga Batak akan mengikuti marga dari ayah mereka.

Saat ini, ada hampir 500 marga yang berbeda di antara Suku Batak sehingga setiap Puak memiliki banyak marga.

Identifikasi asal-usul atau keturunan seseorang sangat penting dalam budaya Batak. Untuk tujuan ini, Suku Batak menggunakan Tarombo atau silsilah garis keturunan.

Dengan menggunakan Tarombo, mereka dapat menentukan dari garis keturunan mana seseorang berasal, bagaimana posisinya dalam marga, dan melacak asal-usul keturunan mereka hingga ke Raja Batak yang memiliki peran penting dalam sejarah mereka.

Baca juga: Gorga Batak: Arti, Fungsi, Jenis, dan Cara Pembuatan

Falsafah hidup orang Batak

Falsafah hidup orang Batak adalah suatu kumpulan pandangan hidup yang mengatur dan membimbing perilaku masyarakat Suku Batak di Indonesia.

Di antara beragam aspek penting dalam falsafah hidup orang Batak, terdapat beberapa nilai kunci yang mencerminkan jati diri dan kehidupan mereka.

Pertama, terdapat "Hagabeon" yang merupakan harapan untuk memiliki keturunan yang baik dan hidup panjang.

Bagi Suku Batak, jumlah keturunan dianggap sebagai tanda keberhasilan dalam pernikahan.

Selanjutnya, "Uhum dan Ugari" menekankan pentingnya menegakkan hukum serta berperilaku baik dan setia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

"Hamoraon" merujuk pada konsep kehormatan, yang mencakup keseimbangan antara aspek materi dan spiritual dalam hidup mereka.

Falsafah ini juga mengajarkan "Pengayoman" yang mengharapkan orang Batak untuk menjadi pelindung dan pengayom bagi sesama.

Oleh karena itu, mandiri dan tidak bergantung pada orang lain adalah nilai yang ditekankan.

"Marsisarian" adalah nilai yang menghargai perbedaan dalam masyarakat, dan meskipun perbedaan itu ada, orang Batak berusaha menciptakan hubunganharmonis.

Terakhir, "Kekerabatan" adalah nilai yang sangat melekat dalam budaya orang Batak, menjaga tali persaudaraan yang erat antar-sub suku, baik di kampung halaman maupun saat merantau.

Referensi:

  • Kozok, U. (1999). Warisan leluhur: sastra lama dan aksara Batak (Vol. 17). Kepustakaan Populer Gramedia.
  • Giyanto. (2018). Suku-suku Bangsa di Pulau Sumatra. PT. Intan Pariwara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com