Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak dan Strategi Turki di Front Timur Tengah Selama Perang Dunia I

Kompas.com - 05/09/2023, 17:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Perjanjian Sykes-Picot mengatur pembagian wilayah Timur Tengah menjadi zona pengaruh Inggris dan Perancis.

Inggris menguasai Palestina dan Yordania, sedangkan Perancis mengendalikan Suriah dan Lebanon.

Selain itu, perjanjian ini dirancang untuk memastikan kontrol atas jalur-jalur perdagangan yang penting, seperti Terusan Suez, serta mengamankan pengaruh politik dan strategi di kawasan tersebut.

Baca juga: Perjanjian Damai Pasca Perang Dunia 1

Pemberontakan Arab dan T.E. Lawrence

Selain itu, pemberontakan Arab yang dipimpin oleh Syarif Hussein melawan Kekaisaran Ottoman memiliki dampak besar pada perang di Timur Tengah.

Salah satu tokoh kunci dalam mendukung pemberontakan ini adalah T.E. Lawrence yang dikenal sebagai Lawrence of Arabia.

T.E. Lawrence merupakan seorang mata-mata Inggris yang fasih dalam bahasa dan budaya Arab. Ia memainkan peran kunci dalam mengorganisir perang gerilya ini.

Pemberontakan Arab tidak hanya melibatkan perang terbuka melawan Turki, tetapi juga perang gerilya yang berhasil mengganggu jalur komunikasi dan pasokan Turki.

Pemberontakan ini awalnya bertujuan untuk mengusir Kekaisaran Ottoman dari wilayah-wilayah Arab yang mereka kuasai.

Selain itu, pemberontakan ini mendapatkan dukungan kuat dari sekutu Perang Dunia I, terutama Inggris dan Perancis, yang ingin mengganggu kekuatan Ottoman di Timur Tengah dan membuka front tambahan dalam perang.

Pemberontakan ini juga memiliki dimensi idealis, yaitu mendorong gagasan kemerdekaan dan persatuan bagi bangsa Arab.

Baca juga: Runtuhnya Kesultanan Ottoman dan Peran Lawrence of Arabia...

Konflik dalam Militer Turki

Konflik dalam militer Turki dan kesulitan dalam koordinasi antara perwira Jerman dan Turki memiliki hubungan yang signifikan dengan kehancuran Kekaisaran Ottoman pada Perang Dunia I.

Kekaisaran Ottoman adalah salah satu anggota Blok Sentral yang berperang melawan Sekutu, di berbagai front, termasuk front Timur Tengah.

Konflik antara perwira Jerman dan Turki yang seringkali melibatkan perbedaan bahasa dan pemahaman strategi militer menyebabkan ketidakmampuan dalam melaksanakan strategi secara efektif.

Hal ini mengakibatkan kurangnya koordinasi di medan perang yang pada gilirannya memengaruhi efektivitas militer Turki.

Ketidakmampuan untuk bekerja sama dengan efektif dengan sekutu mereka, termasuk Jerman dan kesulitan dalam menjalankan strategi yang diberikan oleh perwira Jerman.

Ottoman juga menghadapi masalah internal serius, termasuk ketidakstabilan ekonomi, sosial, dan politik yang melibatkan konflik internal dan perpecahan.

Mereka juga terlibat dalam beberapa front perang yang menguras sumber daya, baik melawan Sekutu di Timur Tengah dan pemberontakan pasukan Arab.

Dengan kekalahan ini, berakhir pula masa Kekaisaran Ottoman dan dimulailah proses pembentukan negara Republik Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atatürk.

Referensi:

  • Lyster, I. (Ed.). (2010). Among the Ottomans: Diaries from Turkey in World War I. Bloomsbury Publishing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com