Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa 3 Maret 1924: Runtuhnya Kekaisaran Turki Usmani

Kompas.com - 29/08/2023, 22:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Kesultanan Utsmaniyah atau Kekaisaran Turki Ottoman pernah menjadi kekuatan besar yang menguasai wilayah yang luas di Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika Utara.

Kekaisaran Turki Usmani didirikan pada tahun 1299 dengan ibu kota berada di Konstantinopel, sekarang Istanbul, Turki.

Setelah lebih dari 600 tahun berkuasa, Kekaisaran Turki Usmani runtuh.

Peristiwa pembubaran Kekaisaran Turki Usmani terjadi pada 3 Maret 1924, setelah Turki dinyatakan sebagai negara republik dengan presiden pertama Mustafa Kemal Ataturk.

Berikut ini sejarah runtuhnya Kekaisaran Turki Usmani.

Baca juga: Kesultanan Utsmaniyah: Sejarah, Sultan, Kejayaan, dan Keruntuhan

3 Maret 1924, hari pembubaran Kekaisaran Turki Usmani

Pada abad ke-19, Kekaisaran Turki Usmani telah kehilangan banyak wilayah kekuasaannya, terutama di daerah Balkan (Eropa Tenggara).

Runtuhnya Kekaisaran Turki Usmani dimulai pada 1908, ditandai dengan peristiwa Revolusi Turki Muda.

Revolusi Turki Muda adalah upaya restorasi konstitusi Ottoman 1876 yang dilakukan oleh gerakan Turki Muda pada 24 Juli 1908.

Melalui gerakan ini, sejumlah pemikir yang tergabung dalam Turki Muda memaksa Sultan Abdul Hamid II (1876-1909) mengembalikan sistem monarki konstitusional 1876 dan memasukkan politik multipartai dalam Kekaisaran Turki Usmani.

Baca juga: Revolusi Turki Muda: Penyebab, Kronologi, dan Dampak

Setelah meletus pemberontakan di Provinsi Rumelia yang dipicu oleh Komite Persatuan dan Kemajuan (KPK), intrik dalam militer, dan menguatnya ketidakpuasan terhadap pemerintahan otokratis, situasi Sultan Abdul Hamid II tersudut.

Sultan Abdul Hamid II akhirnya menyerah dan mengumumkan pemulihan konstitusi.

Pada 24 Juli 1908, Sultan Abdul Hamid II akhirnya menyerah dan mengumumkan pemulihan konstitusi 1876.

Peristiwa ini sekaligus menandai dimulainya Era Konstitusi Kedua Kekaisaran Ottoman.

Akan tetapi, KPK sebenarnya tidak sepenuhnya berkomitmen pada cita-cita demokrasi dan konstitusionalisme.

Sejarawan Ronald Grigor Suny bahkan menyatakan bahwa Revolusi Turki Muda tidak mendapat dukungan rakyat dan sebenarnya adalah kudeta oleh sekelompok kecil perwira militer dan aktivis sipil di Balkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com