Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa 15 Februari 1958, Berdirinya PRRI

Kompas.com - 29/08/2023, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) adalah gerakan pertentangan antara pemerintah RI dan daerah.

Gerakan PRRI pertama kali terjadi pada 1950 di Sumatera.

Adapun penyebab munculnya PRRI karena ketidakpuasan di daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat pada saat itu.

PRRI diprakarsai oleh beberapa tokoh, seperti Letnan Kolonel Ahmad Husein, Mr Sjafruddin Prawiranegara, Mr. Assaat.

Pada 15 Februari 1958, Ahmad Husein memproklamasikan berdirinya PRRI.

Baca juga: Penumpasan Pemberontakan PRRI

PRRI diproklamasikan

Setelah merdeka, kondisi pemerintahan Indonesia dapat dikatakan belum stabil.

Terjadi kesenjangan pembangunan di Pulau Jawa, yang kemudian memicu sentimen bahwa daerah “dianaktirikan” oleh pemerintah.

Berawal dari sentimen inilah kemudian lahir berbagai upaya revolusi di daerah.

Pada Agustus dan September 1956, sejumlah tokoh dari Sumatera Tengah mengadakan rapat dan pertemuan di Jakarta.

Pertemuan ini dilanjutkan dengan reuni 612 perwira aktif dan pensiunan Divisi Banteng pada 20-25 November 1956 di Padang, Sumatera Barat.

Divisi IX Banteng adalah komando militer Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) yang dibentuk pada masa perang kemerdekaan (1945-1950) dengan wilayah Sumatera Tengah (Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan Kepulauan Riau).

Dalam pertemuan ini muncul aspirasi otonomi untuk memajukan daerah.

Selain itu, disetujui juga pembentukan Dewan Banteng yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein, komandan Resimen IV dan tetorium I di Padang, Sumatera Barat.

Pada 20 Desember 1956, Letkol Ahmad Husein merebut kekuasaan Pemerintah Daerah dari Gubernur Ruslan Muljohardjo.

Dalihnya, gubernur yang ditunjuk pemerintah gagal menjalankan pembangunan daerah.

Baca juga: Ahmad Husein, Pendiri PRRI

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com