Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak dan Strategi Turki di Front Timur Tengah Selama Perang Dunia I

Kompas.com - 05/09/2023, 17:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Pada 1915, Sekutu yang terdiri dari Inggris, Perancis, Australia, dan Selandia Baru, memutuskan untuk melancarkan serangan besar-besaran di Gallipoli.

Tujuan utama mereka adalah membuka jalur perairan ke Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Ottoman saat itu, dengan harapan memengaruhi perjalanan perang secara signifikan.

Pertempuran ini memiliki beberapa tujuan strategis.

Pertama, Sekutu ingin membuka jalur perairan melalui Selat Dardanelles, yang menghubungkan Laut Aegea dengan Laut Marmara dan Laut Hitam.

Ini akan memudahkan pasukan Sekutu mendekati Konstantinopel dan membuka jalan bagi potensi pengepungan kota tersebut.

Kedua, Sekutu berharap dengan menaklukkan Gallipoli, mereka bisa melemahkan Kekaisaran Ottoman secara signifikan.

Hal ini akan memaksa Turki untuk keluar dari perang atau setidaknya mengurangi kemampuan mereka untuk mendapatkan pasokan dan bantuan militer dari blok sentral, yang terdiri dari Jerman dan Austria-Hongaria.

Pertempuran Gallipoli berlangsung sangat sengit dan memakan banyak korban dari kedua belah pihak.

Namun, Turki, di bawah kepimpinan Mustafa Kemal yang kemudian dikenal sebagai Atatürk, berhasil mempertahankan posisinya dengan gigih.

Selain itu, penarikan pasukan Turki dari front Kaukasus menjadi langkah strategis yang diambil untuk memperkuat pertahanan di Gallipoli.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pasukan Sekutu Mundur dari Gallipoli

Peran Perjanjian Sykes-Picot 

Perjanjian Sykes-Picot yang ditandatangani oleh Inggris dan Perancis pada Mei 1916, merupakan hasil dari strategi Sekutu dalam Perang Dunia I yang bertujuan untuk membagi wilayah Timur Tengah setelah perang berakhir. 

Meskipun Sekutu mengalami kegagalan dalam upaya merebut Terusan Suez dan Pertempuran Gallipoli melawan Kekaisaran Ottoman, mereka memiliki pandangan jauh ke depan tentang nasib wilayah Timur Tengah pasca-perang.

Salah satu alasan pembuatan perjanjian ini adalah antisipasi kejatuhan Kekaisaran Ottoman.

Sekutu, terutama Inggris dan Perancis, tidak yakin bahwa Kekaisaran Ottoman akan bertahan hingga akhir perang.

Oleh karena itu, Sekutu ingin memiliki rencana yang telah disusun sebelumnya untuk menghindari perang perebutan wilayah-wilayah Ottoman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com