Diduga bahasa Melayu menjadi salah satu bahasa yang digunakan oleh para pedagang tersebut dalam menjalankan bisnisnya.
Hubungan perdagangan inilah yang kemudian dijadikan tunggangan penyebaran bahasa Melayu.
Baca juga: Sejarah Singkat Lahirnya Bahasa Indonesia
Lebih lanjut, perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu juga tampak jelas dari peninggalan kerajaan-kerajaan Islam, seperti pada batu nisan di Minye Tujih, Aceh, yang berangka 1380 M dan hasil-hasil sastra.
Contohnya Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, dan Tajussalatin.
Seiring dengan menyebarnya agama Islam, Bahasa Melayu juga turut tersebar di pelosok Nusantara.
Baca juga: Bangsa Indonesia yang Termasuk Keturunan Proto Melayu
Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan.
Sebab, Bahasa Melayu tidak mengenal adanya tingkat tutur.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara telah mempengaruhi tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.
Hal ini yang kemudian mendorong para pemuda Indonesia untuk mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Referensi: