Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Ulama, Umara, Umat

Kompas.com - 26/06/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJAK lama para ahli masyarakat (sosiologi) meneliti dalam masyarakat itu ada struktur (susunan yang ajeg).

Misalnya, masyarakat desa di Indonesia itu ada lurah atau kepala desa, sesepuh (bisa tetua adat), para kiai, ustadz, pendeta, pedande, romo, bhante, atau lainnya (unsur agama apapun), dan warga desa (bisa disebut rakyat). Ada interaksi yang menarik dan bisa memberikan kunci-kunci.

Dulu, orang Indonesia disebut komunal (sering kumpul walau tidak makan-makan). Masyarakat kita itu cirinya agraris, artinya para pertanian memengaruhi pola pikir kita. Kerja ya di sawah atau ladang.

Ada beberapa masyarakat kita hidup di pantai yang bersifat bahari, sebagai nelayan atau sering pergi dengan kapal. Mereka lebih mobile atau dinamis, dan terhubung ke pulau-pulau lewat laut.

Dalam masyarakat komunal, kebersamaan menjadi penting. Orang per orang, atau disebut individu, tenggelam dalam hebohnya jamaah. Identitas bukan identitas orang, tetapi kelompok. Itu dulu. Sekarang lain lagi.

Masyarakat Indonesia kini lebih berkembang ke arah individualis dalam suasana ekonomi pasar bebas. Asal muasal kata liberal dari situ.

Liberalisme itu bukan kebebasan atau tidak bebas, tetapi pasar mengendalikan manusia. Pemerintah juga patuh pada hukum pasar.

Artinya pasar mengendalikan pola manusia berpikir dan bergaul satu dan lainnya. Coba lihat media sosial, Instagram atau Facebook, kadangkala netizen (pengguna medsos) lebih menunjukkan ciri individu. Namun, kalau sudah bertengkar, identitas kelompok dibawa-bawa.

Satu sisi, merek baju, sepatu, kerudung, tas, sarung menjadi penanda individu. Merek menunjukkan kelas.

Sisi lain, anggota kelompok keseharian menjadi penting, pengajian mana, geng motor apa, gitaran di pinggir jalan mana. Jati diri kelompok jadi penting.

Haji menunjukkan sifat-sifat masyarakat Indonesia. Kita masih komunal, tetapi juga individual. Identitas Indonesia di Mekkah sangat mencolok.

Selera individu, di saat yang sama, juga ke depan. Jamaah haji Indonesia yang menggunakan bus sholawat. Ini menjadi ciri khas.

Jamaah negara-negara lain rata-rata tidak mempunyai fasilitas serapi itu. Masyarakat Indonesia yang jamaahnya bergerombol itu, di area Masjid Haram, Ka’bah, sa’i, dan pasar-pasar kaget.

Di supermarket grocery Bin Dawood, semacam Lotte Mart atau Super Indo di Indonesia, jamaah haji Indonesia sering berkerumun. Ini ciri khas jamaah haji Indonesia.

Di sisi lain, ada beberapa yang menunjukkan kualitas selera yang berbeda, dari merek baju yang digunakan, oleh-oleh yang dibeli, atau telfon genggam yang ditenteng.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Stori
Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com