Tak sependapat dengan Soekarno dan Hatta, golongan muda pun melarikan kedua tokoh itu ke Rengasdengklok dalam upaya menjauhkan dari pengaruh Jepang dan hal buruk lainnya.
Selama pengasingan tersebut, Soekarno dan Hatta terus didesak oleh kaum muda dan setelah negosiasi panjang, Soekarno dan Hatta tepat menolak pembacaan tanggal 16 Agustus.
Baca juga: Peristiwa Rengasdengklok: Latar Belakang, Tokoh, Kronologi, dan Dampak
Soekarno kala itu percaya bahwa tanggal 17 adalah waktu yang terbaik untuk membacakan proklamasi menurut kepercayaan mistik.
Hatta juga menjelaskan bahwa ketergesaan golongan muda hanyalah fantasi belaka. Mereka akan berbenturan dengan tentara Jepang yang masih aktif di Jawa.
Setelah negosiasi yang panjang, kemudian disepakatilah tanggal 17 Agustus adalah waktu pembacaan teks proklamasi.
Setelah ditemui kesepakatan antara kedua golongan tersebut, Soekarno, Hatta, Soebardjo, dan lain-lainnya kemudian langsung menuju rumah Laksamana Maeda.
Di sana mereka membicarakan lebih lanjut mengenai proklamasi. Kemudian dilanjut merumuskan teks proklamasi di sebuah kamar kecil melingkar di sebuah meja bundar.
Dalam ruangan tersebut, ada lima tokoh, yaitu Soekarno, Hatta, Subardjo, Sukarni, dan Sayuti Melik.
Baca juga: Sejarah Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Ketika perumusan teks proklamasi, Soekarno meminta Hatta untuk menuliskan kalimat teks proklamasi karena bahasanya paling baik diantara tokoh lainnya yang berembuk.
Namun Hatta justru meminta Soekarno untuk menulisnya dan ia akan mendiktekan kalimat-kalimat proklamasi.
Hatta kemudian mengambil inti dari alinea ketiga Pembukaan UUD sehingga ayat pertama proklamasi berbunyi ‘kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia’.
Ia kemudian mendiktekan kalimat selanjutnya, ‘hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya‘.
Teks singkat tersebut kemudian disetujui oleh tokoh perumusan lalu diketik ulang oleh Sayuti yang merupakan tokoh muda di balik perumusan teks proklamasi.
Hasil ketikan Sayuti kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta yang kemudian dibacakan oleh Soekarno yang didampingi Hatta pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di halaman rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Baca juga: Tokoh yang Hadir pada Acara Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Referensi: