Kondisi ini tentunya sangat mempengaruhi perekonomian di Indonesia dan membuat harga barang tidak stabil.
Pada 1935, nilai ekspor Hindia Belanda anjlok di angka 32 persen dan diikuti juga dengan menciutnya volume komoditas ekspor akibat diberlakukannya kebijakan proteksi.
Kondisi ini mengakibatkan banyak pabrik memecat pegawai sehingga membuat jumlah pengangguran bertambah di kalangan pribumi.
Beberapa kebijakan mulai diterapkan pemerintah Hindia Belanda untuk menanggulangi krisis ekonom. Misalnya, pengurang pajak pemerintah atau pemotongan gaji dan jumlah pegawai.
Namun, keadaan ini justru memperburuk kondisi Hindia Indonesia. Kemiskinan masyarakat dan turunnya harga menjadi puncak dari krisis ini.
Baca juga: Sejarah Kelam Resesi Ekonomi Indonesia Tahun 1998
Baca juga: Upaya BJ Habibie Mengatasi Krisis Ekonomi
Referensi: