KOMPAS.com – KH. Hasyim Asy'ari merupakan seorang ulama Islam yang lahir pada 14 Februari 1871 di Desa Tambak Rejo, Jombang, Jawa Timur.
Ia berasal dari keluarga yang sangat berpengaruh di kalangan ulama Jawa. Hasyim Asy'ari juga dididik dalam lingkungan yang kental dengan nilai-nilai agama.
Ayahnya, KH. Asy'ari, dulunya juga merupakan seorang ulama terkemuka dan berpengaruh.
Sejak usia muda, Hasyim Asy'ari telah menunjukkan minat dan bakat dalam bidang agama, minat inilah yang membawanya hingga studi ke Mekkah pada usia 20 tahun.
Baca juga: KH Hasyim Asy'ari: Silsilah, Peran, dan Perjuangannya
Kala Hasyim Asy'ari menimba ilmu di Mekkah, sedang gencar gerakan Islamic Revivalism dan anti penjajahan yang dipelopori tokoh besar seperti Abduh dan Afghani.
Setelah kembali ke Indonesia pada 1903, Hasyim Asy'ari pun mempraktikkan dan menyebarkan pemikiran Islam yang moderat dan inklusif, termasuk bagaimana Islam memandang penjajahan.
Ia sangat berpengaruh terhadap gerakan umat Islam dalam menentang penjajahan, di antara upaya-upaya melalui lembaga pendidikan.
Pada 1899, Kiai Hasyim Asy'ari mendirikan lembaga pesantren bernama Tebuireng di Desa Cukir, Kabupaten Jombang, yang kemudian menjadi kiblat pesantren di Jawa Timur kala itu.
Melalui Pesantren Tebuireng inilah beliau membumikan pesan-pesan semangat persatuan dan anti penjajahan yang kemudian dikenal dengan istilah Pesan Tebuireng.
Baca juga: Kilas Balik Sejarah NU dan Profil Singkat Para Ulama Pendirinya
Pesan Tebuireng berisi petuah-petuah dari Kiai Hasyim Asy'ari mengenai kondisi aktual Indonesia dan semangat persatuan dan perjuangan.
Pada masa itu, kemasyhuran Kiai Hasyim Asy'ari memang luar biasa, sehingga ia beserta lembaganya menjadi rujukan bagi pesantren di sekitarnya.
Pesan-pesan yang berisi petuah Kiai Hasyim Asy'ari ini disebarluaskan oleh santri Pesantren Tebuireng kepada pesantren-pesantren lainnya, khususnya di Jawa Timur.
Tujuan dari Pesan Tebuireng adalah menguatkan kekompakkan, khususnya umat Islam, dan memupuk api kebangkitan nasional.
Para santri yang ditugaskan membawa pesan-pesan Kiai Hasyim Asy'ari adalah KH. Abdullah Ubaid (salah satu pendiri barisan pemuda Ansor) dan KH. Mahfudz Siddiq (Ketua PBNU terpilih pada Muktamar NU di Malang 1937).
Baca juga: Ini Isi Resolusi Jihad KH Hasyim Asy'ari yang Jadi Dasar Hari Santri Nasional
Beberapa Pesan Tebuireng terangkum dalam buku "Kiai Haji Hasyim Asy'ari: Riwayat Hidup dan Pengabdiannya" karya Heru Sukadri (1985), sebagai berikut: