Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Lintah dalam Cerita Rakyat NTB

Kompas.com - 28/03/2023, 20:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lintah merupakan hewan yang tergabung dalam kelompok cacing beruas (annelida). Hewan ini dapat menghisap darah melalui ujung kepala dan ujung ekornya.

Dalam masyarakat Indonesia, spesies lintah ini termasuk hewan yang menjijikan dan banyak didapatkan di rawa-rawa.

Meskipun menjijikan, lintah juga memiliki riwayat medis yang berfungsi untuk membantu memulihkan darah ke area vena dan banyak digunakan pada kisaran abad ke-19.

Di samping itu, dalam tradisi budaya Nusa Tenggara Barat (NTB), lintah memiliki tempat dalam sederetan cerita rakyat masyarakatnya.

Baca juga: Cerita Rakyat Maluku tentang Asal Usul Danau Tolire

Masyarakat Nusa Tenggara Barat memiliki cerita tersendiri tentang asal-usul lintah.

Asal-usul lintah dalam cerita rakyat NTB

Dikisahkan dahulu kala hiduplah sebuah keluarga di desa. Bapak di keluarga itu bernama Pan Karma dan ibunya bernama Man Karma. Mereka memiliki seorang anak laki-laki bernama I Karma.

Keluarga itu hidup sebagai petani. Setiap hari, mereka berangkat ke ladang membudidayakan berbagai tanaman.

Suatu ketika, saat berangkat ke ladang, mereka berniat untuk menanami ladangnya dengan tanaman padi.

Hari berganti minggu hingga padi telah berumur empat bulan, tanaman pun menguning menandakan waktu panen telah dekat.

I Karma bersama ayahnya berbincang tentang kapankah mereka akan mengetam ladang padi mereka yang menjanjikan itu.

Dua hari kemudian, mereka berangkat untuk memanen padi yang telah menguning. Mulailah mereka mengetam padi.

Hasil dari kebun itu ternyata lumayan banyak. Padi hasil panen cukup untuk kebutuhan beberapa bulan ke depan jika mereka dapat merawatnya agar tidak busuk atau rusak.

Setelah mereka selesai memanen padi, hari berjalan sangat cepat dan menjadi gelap. Padi-padi yang telah dipanen pun tidak mungkin untuk langsung dibawa pulang saat itu juga.

Akhirnya, sang bapak mendirikan sebuah pondokan atau gubuk untuk menyimpan padi-padi sebelum dibawa ke rumah.

Di tengah malam, sang bapak beristirahat sambil menjaga padinya di dalam gubuk. Tiba-tiba, seorang kakek ringkih datang mengetuk gubuknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com