Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragam Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

Kompas.com - 24/03/2023, 04:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Tradisi ini bisa ditemukan di Kota Bungku, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Dengo-dengo adalah nama bangunan non-permanen yang didirikan menjelang bulan Ramadan.

Bangunan yang umumnya setinggi 15 meter ini terbuat dari batang bambu sebagai tiang penyangga, lantai dari papan kayu, dan beratapkan daun sagu.

Di dalam dengo-dengo, akan diletakkan gong, gendang, rebana, yang dijaga oleh beberapa warga.

Para pemuda biasanya yang bertugas untuk membunyikan alat-alat musik tersebut sebagai tanda waktunya sahur.

Baca juga: Sejarah Kodifikasi Al Quran pada Masa Nabi Muhammad

Tradisi Bagarakan Sahur

Tradisi Bagarakan Sahur diperkirakan sudah ada sejak awal Islam masuk di daerah Banjar, Kalimantan Selatan.

Tradisi ini dilakukan dengan peralatan sederhana yang dapat menghasilkan suara cukup keras.

Peralatan yang digunakan untuk membangunkan sahur biasanya terdiri dari panci, galon air, dan terkadang radio.

Tradisi Koprekan

Mengutip laman Kemdikbud, Koprekan merupakan rekonstruksi tradisi membangunkan sahur masyarakat Tegal.

Menurut tokoh budaya Kota Tegal, Atmo Tan Sidik, tradisi koprekan merupakan rekonstruksi nostalgia di masyarakat.

Baca juga: Sejarah Salat Jumat, Dilaksanakan Pertama Kali Tanpa Kehadiran Nabi

Sebelum 1986, tradisi membangunkan sahur di wilayah Pantura, dilakukan dengan menggunakan mercon atau biasa disebut tradisi gur.

Sekitar tahun 1986, tradisi gur tergantikan dengan tradisi gugah sahur dug-dag, yang dilakukan dengan menabuh bedug di hampir setiap masjid.

Memasuki abad ke-21, lahirnya tradisi Koprekan, yang dilakukan memakai alat musik pukul seperti kentongan dan berbagai perabotan rumah tangga, seperti jeriken dan botol.

Tradisi Koko'o

Di Gorontalo, terdapat tradisi membangunkan sahur yang dinamai Koko'o (ketuk sahur).

Orang-orang yang membangunkan sahur biasanya menghasilkan bunyi-bunyian dari kaleng atau botol, sembari menyanyikan lagu daerah.

Selain peralatan sederhana tersebut, ada pula yang membunyikan kentongan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com